Friday, December 01, 2006

Maradun Nafs

bismillahirrahmanirrahim

Bergaul dalam lingkungan halaqoh, mengharuskan afoe berbagi dengan anggota.
Kebetulan posisi afoe adalah sebagai pembimbing, makanya ada sedikit persiapan lebih dibanding para a'dho lainnya.

Pertemuan ke-5 dengan kelompok fosirot, afoe sampaikan talaqi dengan membahas Maradun Nafs,
Maradun Nafs adalah sebuah diskusi menarik seputar Problematikan Moral.
Ada 6 problematika yang masih dihadapi oleh ummat Islam, yaitu :

1. Adamus Sajaah (kehilangan keberanian)

Kondisi ummat yang jauh dari sifat keberanian menegakkan kebenaran illahi di dalam diri dan orang lain.
Ada gejala, ketakukan yang luar biasa, manakala ummat ingin menampilkan jati diri sebagai seorang muslim.
Selain pemahaman yang lemah, juga karena adanya konspirasi kekuatan di luar ummat Islam yang memang memberikan nuansa menakutkan bagi ummat Islam yang lemah iman.
Tindakan pengucilan, tuduhan teroris, sok suci, sampai dengan tidak yakinkan seorang muslim terhadap dinn-nya yang telah disempurnakan oleh Alloh SWT.
Lihat banyak orang muslim yang enggan mengucapkan salam, kemudian berjabat tangan.
Bukankah salam adalah sebuah doa antar muslim agar saling selamat dalam rahmat Alloh SWT?

2. Adamus Tsabat( Hilangnya keteguhan pendirian)

Sesungguhnya Alloh murka kepada orang-orang yang mengatakan apa yang tidak ia kerjakan (al ayat).
Menyedihkan memang, ketika ada oknum "ulama" yang berkoar-koar kesana kemari, lalu tindakannya jauh dari apa yang diharapkan oleh Islam.
Kebersihan yang dicintai oleh Alloh SWT nyaris menjadi sebuah doktrin yang mlempem.
Mari kita tengok negeri kita yang mayoritas muslim, bahkan menjadi negeri terbesar kaum musliminnya di seluruh dunia kotor. Kotor negerinya, kotor pula perilaku para oknum pemimpinnya.
Predikat korupsi masih saja melekat pada negeri ini.

Dalam perkataan orang kampung (tegal) :" Jarkoni, Ngajar Ora Nglakoni, (memberikan pelajaran tapi dirinya tak melakukan).
Berapa banyak anggota-anggota DPR yang katanya wakil rakyat harus tinggal di hotel prodeo lantaran melakukan tindakan penyelewengan uang negara. Entahlan sengaja atau tidak.

Sepatutnya kita doakan para ikhwah yang sekarang sedang berada di mihwar parlement.
Sungguh ujian mereka sangat berat.
Tidak pula kita lupakan para ikhwah di lini yang lain juga harus Tsabat (teguh) dalam keramain kerakusan dunia.
Semoga Alloh memberikan pendampingan pada mereka dan kita semua. Amin.

3. Adamus Dzikrullah

Dalam Al Qur'an Al Hasyr ayat 19, difirmakan oleh Alloh agar kita tidak menjadi hamba yang lalai pada Alloh, sebab Alloh akan melalaikan pula dia dengan dirinya sendiri, itulah orang-orang yang fasik.
Sebagian besar ummat Islam, begitu sulit untuk senantiasa merasa bahwa dia sedang diawasi oleh Alloh.
Pada hati orang-orang yang tertaut dengan Alloh, akan merasakan bahwa dia sedang diawasi oleh Alloh SWT, sehingga segala tindakannya akan diikhtiyar sebaik mungkin. Untuk hasilnya tentu Alloh-lah yang berhak memvonis.

Saat bahagian, senang dan ribuan ni'mat Alloh yang menggembirakan hati, manusia begitu sulit untuk mengingat Alloh. Berbeda jika yang ia dapatkan adalah ujian, Alloh akan selalu ia sebut.
Sebuah keadaan oportunis, mengenal Alloh tat kala ia butuh, tak kala ia sedang menderita.
Naudzubillah.

4. Adamus Sabr

Kesabaran adalah sebuah sifat mulis yang sangat mahal. Setiap hari selalu saja ada berita-berita mengerikan, kejahatan dan tindakan asusila. Motif mereka beragam dari masalah perut hingga karena ego.
Lembutkanlah hati-hati kita dengan senantiasa dzikir menyebut nama Alloh, membaca Al Qur'an dan mempelajari sunnah Rasulullah Muhammad SAW.

Pelaku-pelaku tindak kriminal dan sebagainya belum bisa memanajemen egonya.
Kemarahannya yang meluap-luap diinvestasikan dalam tindakan brutal.
Muslimin adalah manusia-manusia yang menahan amarah dan membersihkan dari hatinya tak ada dendam.
Yang ada justru kemauan hati untuk berusaha menjadikan diri dan orang lain menjadi manusia yang selalu memperbaiki diri menuju taqwa.

5. Adamul Al Ikhlas

Sulit memang membersihkan hati kita dari hal-hal yang merusak.
Namun marilah kita berusaha mendekat dengan orang-orang sholeh dan majelis ilmu. Paling tidak akan ada yang mengingatkan manakala jalan kita oleng. Halaqoh menjadi sebuah sarana yang cukup baik.
Pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan semata dalam rangka beribadah Alloh.
Upah, gaji, hadiah, bonus,dll menjadi pengiring otomatis yang kita dapatkan.
Orientasi utama adalah hari panjang (akhirat) sehingga benar-benar hati dalam melakukan aktivitas.
Dunia adalah sarana efektif menuju akhirat.
Orang-orang yang komitmen mendapatkan kehidupan lebih baik di negeri akhirat pastikan akan mendapatkan dunia.
Seorang dokter mengobati pasien, tentu dia akan mendapatkan pahala dari Alloh manakala ikhlas mengerjakannya. Boleh jadi malah mendapatkan penghargaan dari pasiennya berupa harga jasa dokter.

Sementara itu sangat sulit bagi orang-orang materialisti.
Dia akan senantiasa kehausan akan dunia, sementara kehidupan yang sesungguhnya terabaikan.
Ibarat orang yang menanam rumput, rasanya mustahil ada padi tumbuh diantaranya.
Tidak dengan sebaliknya, menanam padi maka akan tumbuh sedikit terkadang banyak rumput yang menghiasi.

6. Adamul Iltizam

Kemajuan teknologi tidak selamanya membuat manusia semakin manjadi baik Kemerosotan moral menjadi semakin dalam tat kala akhlak terpuruk.
Ummat Islam lupa bahkan tidak sadar jika Islam adalah ajaran yang solusif. Ajaranya lengkap.
Sayang, manusianya jauh dari itu.
Urusan perjodohan dia serahkan kepada mesin.
Cukup sms ke nomor-nomor tertentu, maka garisan hidupnya "mengikut" hasil reply-an.
Ketika mesin mengatakan tidak cocok, maka hatinya pun demikian.
Urusan keuangan, pekerjaan , bahkan nasib ia gantungkan pada ramalan-ramalan yang jauh dari nilai-nilai Islam.

Alloh sungguh murka benci dan tidak mengampuni pada hamba-Nya yang menduakanNya.

Semoga kita terlindung dari kemunduran² moral

Sehingga kebangkitan Islam tidak jauh.


No comments: