Wednesday, May 20, 2009

Main Layangan Yuk

bismillahirrahmanirrahim

Ahad pagi (17/05/09), saya benar-benar merumahkan diri. Saya memilih bermain bersama anak tercinta Hanif.
Kalau pekan kemarin Hanif udah beli layangan, maka pekan ini Saya selaku Abinya coba membantu.

Saya ajak Hanif dan Umminya ke sawah, layang dan benang senar-plastik sudah siap.
Angin sedikit berhembus membuat layang-layang sulit terbang.
Sebenarnya yang membuat sulit terbang layang-layang ini karena beberapa hal.
Diantaranya adalah sorak-sorak tetangga " Wah Pa Afoe main layangan, bisa gak Pak?"
Belum lagi suara anak-anak kecil yang ngrubutin " Ayo Om Afoe, bisa gak sih...."
Ditambahkan dengan kalimat dari Umminya Hanif " Abi-nya bisa gak...."
Waduh bukan main beratnya layang-layang yang sesungguhnya sangat ringan.
Serasa angin berhenti berhembus, matahari pagi seakan terik di siang hari.

Namun semangat ini terus membara, seakan ingin menunjukkan bahwa aku bisa !
Saya minta temannya Hanif yang agak besar untuk membentangkan layang-layang di pinggir sawah.
Saya menarik benang pengait, namun sayang layang-layang tak kunjung terbang.
Sementara suara-suara penonton riuh membuat keringat badan ini. Malu kalo gak bisa...hihiihhhihi

Saya paksakan diri untuk membayar rasa malu. Sekali lagi coba saya terbangkan layang-layang...
Kali ini berhasil, layang-layang naik tinggi seperti hendak lepas landas ke langit.
Kali ini pula, tepuk tangan dan pujian menggema- meskipun cuman dikit- di sekitar sawah.

Layang-layang asyik terbang diangkasa, Hanif dan Umminya girang tanda bangga jika ternyata Abinya bisa main layang-layang juga......(walahhhhhhh, masa main gituan aja gak bisa sih.....)

Angin menerpa layangan hingga beberapa menit kemudian muncul layang-layang lain.
Terdengar teriakan " Awas Om, ada musuh" dari temannya Hanif.

Saya lihat memang ada layangan yang mengendap terbang mendekati layangan ini.

Sejak dulu Saya belum pernah merasakan pertarungan/sangkutan layangan, makanya pagi ini Saya akan mencobanya.

Semakin dekat layangan musuh, semakin deg-degan pula hati ini. Sungguh meski sekedar layangan tetap saja merasa khawatir jika layangan milik Hanif harus terbang putus dari benangnya.

Benar saja, sangkutan/pertarungan layangan berlangsung singkat.
Layangan Hanif melayang tanpa kendali karena putus dari benar.
Terliat layangan itu tersangkut di genting warga.
Sedangkan layangan musuh kembali terbang gagah.

Kami pulang dengan sedikit rasa kecewa. Layangan Hanif putus.

Hingga kami sampai rumah, ada anak kecil (temannya Hanif) lari-lari kecil.
"Om Afoe, layangannya Hanif udah jatuh dari genting, ini layangannya"

Kami bertiga (saya, hanif dan umminya) saling pandang.....
"Owh udah jatuh yah,,,,terima kasih yahh...."

Kami tersenyum kembali bersama dengan kembalinya layangan kuning milik Hanif.

Ah, aneh yahh....layangan putus dikembali ke empunya.