Wednesday, January 31, 2007

Ilmu Iman dan Amal

Bismillahirrahmanirrahim

Sungguh hanya Alloh SWT yang berhak mendapatkan pujian. Dan Rasulullah Muhammad SAW pantas mendapatkan salam dan sholawat dari Alloh.
Semoga pula sampai pada keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang beriman. Amin.

Waktu ini rasanya begitu cepat berlalu, dan rasanya memang bukan hanya perasaan melainkan kesungguhan yang nyata.
Kemarin ketika menulis blog tentang Muharam yang dituangkan ke web bertepatan dengan tanggal 1 Muharam 1428 H/ 20 Januari 2007, hari Sabtu.
Coba tengok sekarang hari apa dan tanggal berapa?
Sekarang hari Rabu, tanggal 12 Muharam 1428 H/ 31 Januari 2007.
Benar-benar cepatnya sang waktu bergerak.

Sayang benar memang, banyak amaliyah yaumiyah yang belum tercapai.
Kalo saja kita istiqomah dengan amaliyah yaumiyah, maka seharusnya Tilawah Al Qur'an kita telah sampai pada juzz 12, dengan asumsi setiap hari kita telah mampu menyelesaikan 1 juz sejak awal muharam.

Apalagi jika kita telah mengkhatamkan lebih dari satu atau dua kali setengah usai Ramadhan yang lalu, tentunya saat ini telah berada pada juz 12 lebih.

Khoir, itu untuk urusan tilawah (membaca al qur'an).

Bagaimana dengan sholat fardu kita?
Bagaimana dengan sholat shubuh kita?
Bagaimana dengan infaq ?
Bagaimana dengan nasib silaturahim kita ?
Bagaimana dengan hafalan kita?
Bagaimana dengan Riyadhoh kita
Bagaimana dengan baca buku kita?
Bagaimana dengan Ijtima'i kita
Bagaimana dengan Tarbiyatul Aulad kita?
Bagaimana dengan Qiyamulail kita?
Bagaimana dengan sholat Dhuha kita?
Bagaimana dengan Tarbiyah kita?
Bagaimana dengan KITA?

Sedih luar biasa memang, mendapati diri yang tak kunjung bangkit dalam keterpurukan.

Ikhwah fillah, keimanan yang kita miliki ternyata memiliki sifat yang dinamis.
Iman yang ada di hati ini berbanding lurus dengan amalnya.
Amalnya ini sebanding dengan ilmunya.
Ilmunya ini sebanding dengan keimanan.

Jadi, mari jadikan diri ini berilmu sehingga akan tumbuh iman, yang akan mendorong pada amal terbaik pada Alloh SWT.

Mari bersama tetapkan diri dalam lingkaran tarbiyah islamiyah yang hingga-baru- saat ini membangun jiddiyah ruhiyah dan jasadiyah.
Saatnya kembali melesat dalam prestasi dakwah.
Banyak celah yang masih membutuhkan peran antum.
Banyak amanah yang masih harus dipikul oleh pemuda-pemuda Islam.

Pemuda yang tersungkur dalam sujud setiap malamnya, dan pantang menyerah berjuang di siangnya.
Do'a-doa terpanjatkan untuk para mujahid.



special to akhi wa ukhti di kantor-kantor dan kampus yang merindukan kemenangan Islam.

Tuesday, January 30, 2007

Afid, Namanya.

Bismillahirrahmanirrahim

Kepada Alloh, mari kita sampaikan pujian, semoga Alloh senantiasa mencurahkan sholawat dan salam pada Rasulullah Muhammad SAW.

Alhamdulillah, seorang pemuda imut ( bener imut?) biasa aja juga sih, he...he..he...he...
Ada secercah harapan untuk berbagi kebaikan dan menjaga dengan pemuda ini.
Kesan awal, dia memberikan salam "assalamualaikum" membuat keyakinan bahwa pemuda ini pantas dan layak untuk dijadikan kawan atau bahkan sahabat dan insya Alloh akan menjadi ikhwah. Allahu akbar.

Tenang namun fun dan grapyak menjadikan taaruf ini semakin akrab.
Ramah banget, begitu cerita langsung banyak yang ia sampaikan.
Dari mulai pekerjaannya (kasir) sampai dengan letak rumahnya yang agak jauh dari kantornya.

Makan siang usai bersamaan dengan usainya perbincangan ringan nan hangat.
Bertukar nomor Hp dan memberikan nama lengkap, meski tak selengkap kabinet pemerintahan :).
Transaksi dengan penjual makanan dan pulang .
Afid nama pemuda itu.

Insya Alloh menjadi bagian dari saudara yang dikisahkan dalam siroh Rasulullah, sahabat² yang itsar terhadap saudaranya yang lain. Amin,

Belajar Hadis Yuk !

Bismillahirrahmanirrahim

Sungguh tak ada ingin menggurui apalagi memaksa antum semua untuk segera menikah.
Pernikahan adalah ibadah mulia yang diperuntukan bagi hambaNya yang telah mendapatkan ijinNya.
Jadi sampai berdarah-darah pun kalo Alloh tidak menghendaki antum untuk menikah, jangan harap bisa nikah.
Eh tapi ini juga bukan untuk membuat antum malas berusaha.
Berusahalah terus, sampai berdarah-darah pula kalo perlu. :)
Sucikan niat, mantapkan diri kemudian temuai sang murobi.
Ajukan permohonan untuk menikah, dan tunggu biarkan mekanisme syuro berjalan.
Dapat biodata, teliti, istikharoh, putuskan, khitbath, dan menikah.

Alhamdulillah, berikut ada hadis-hadis yang dapat mendukung antum yang masih lemah dalam membangun semangat untuk ibadah menikah.
Nih....

1. " Siapa yang telah menikah maka ia telah sempurna setengah keimanannya, maka takutlah kepada Alloh terhadap setengah sisanya." ( H.R. Tabrani- dalam Al ausat)

2. "
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:” Tiga kelompok yang berhak mendapat pertolongan Allah. Mujahid di jalan Allah, budak yang ingin merdeka, orang yang menikah yang ingin menjaga kesucian (dari zina)” (HR at-Turmudzi)

3. “Wahai para pemuda barangsiapa mampu menikah maka nikahlah, karena denganya lebih dapat memundukkan pandangan dan menjaga kesucian kemaluan. Barangsiapa belum mampu maka hendaknya ia berpuasa karena puasa itu penangkal (syahwat)” (HR Bukahri dan Muslim) .

4. “Wahai para pemuda barangsiapa mampu menikah maka nikahlah, karena denganya lebih dapat memundukkan pandangan dan menjaga kesucian kemaluan. Barangsiapa belum mampu maka hendaknya ia berpuasa karena puasa itu penangkal (syahwat)” (HR Bukahri dan Muslim) .

Hadis-hadis diatas dapat dilihat di http://syariahonline.com/new_index.php/id/5/cn/19441





Anaknya Yah Mas

Bismillahirrahmanirrahim

Senantiasa kita panjatkan pujian pada Alloh SWT, dan sholawa salam untuk Rasululullah Muhammad SAW.

Kepada antum yang hingga saat ini masih belum melangkah kepada ibadah mulia pernikahan, waspadalah.
Penulis mengalami sendiri kejadian yang bikin kesel, tapi pasti bikin GR dan geli.

Yah, hujan merintik. Di jalanan motor melaju kencang.
Pagi masih menyelimuti Kota Tegal, kabut dan pemandangan mendung menggelayut di langit.
Lampu-lampu kendaraan menyala, terutama motor lantaran ada aturan untuk menyalakan lampu di siang/malam hari.
Termasuk supra fit warna coklat muda.
Motor itu menepi di sebuah rumah makan-warteg- langganannya.
Bersamaan dengannya seorang ibu bersama anak kecil ( 1,5 tahun) masuk ke rumah makan.
Anak kecil itu mungkin seperti ayahnya, kokoh dan lucu membuat semua orang gemes, inculude penulis.
Dia segera duduk, kemudian di susul penulis yang persis duduk disampingnya membuat pemisah dengan ibunya.
Sang ibu memesan makanan untuk dibungkus, sementara sang anak duduk manis diam mengamati makanan yang tersaji di etalase.

Penulis pun segera memesan, alhamdulillah mendapatkan layanan lebih dahulu dari pada sang ibu.
Begitulah politik warteg, orang yang makan di warungnya akan dilayani utama dari pada yang beli untuk makan di rumah.


Penulis segera makan dan enjoy aja dengan anak kecil yang masih asyik melihat sayuran, gorengan, dan ayam goreng yang tertata rapi di etalase.
Sebelum nasi termakan, anak kecil itu telah tersadar bahwa ibunya tidak duduk disampingnya persis.
Dia merengek untuk berjalan mendekat sang ibu.
Penulis berdiri sebentar memberikan jalan kepada anak kecil.

Penulis makan dan minum hingga selesai.
Sang ibu dan anaknya telah pergi sebelum penulis membayar makanan.

Kini giliran penulis menghitung berapa yang harus dibayar.
Perhitungan dengan sang penjual dimulai.
"Nasi campur + telor dadar + teh manis, berapa bu?" Ucap penulis.
"Rp. 3.500" jumlah semuanya.

Sang ibu Penjual lalu bertanya, "tadi anak kecil yang duduk sebelah Mas kemana?"," Anaknya yah Mas?"

Penulis buru-buru menyanggah :" Bukan kok bu"....
Wajah penulis agak memerah, bahkan lebih merah dari buah apel.

Mang, udah pantas yahh penulis ini memiliki momongan.
Iya kali yahh.....

Monday, January 29, 2007

Renungan untuk (calon) suami

bismillahirrahmanirrahim
Tulisan ini bagus banget,,,makanya ane rela copy dari web orang. semoga manfaat.

Renungan untuk suami-(suami yang cuman satu istri?)
Bila Istri Cerewet (yang satu ini)

Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatabpun cerewet.

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal
di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?

1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.

Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat.

Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.

Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.

WallahuAlam.

from: musim.multiply.com/journal/item/563

Pemuda Itu

bismillahirrahmanirrahim

Lantunan Al Qur'an terdengar dari "toa" yang terpasang di puncak kubah masjid At-Thoharah.
Suasana Ahad itu masih sangat tenang, ceria pagi jelas terpampang dari pemandangan taman dan kebun di depan rumah-rumah warga sepanjang jalan Cempaka.

Sementara itu, tergesa dua orang pemuda berganti kostum batik menuju sumber lantunan Al Qur'an.
Wajah dua pemuda itu mendadak merah muda, lantaran malu melihat ratusan orang telah duduk rapi memenuhi masjid At-Thoharoh. Benar² penuh oleh jamaah yang telah lebih dahulu hadir.
Menunduk sambil sesekali mendongakan kepala mencari celah tempat duduk.
Dua pemuda itu harus bisa mendapatkan tempat duduk, lantaran pagi itu adalah saat penting menyangkut keadaan pemuda yang lain.

Pemuda lain yang kini tengah berada di tengah-tengah masjid. Lebih tepatnya duduk tenang di depan mimbar masjid At-Thoharoh.
Dia akan bersuara ditengah keheningan ratusan hadirin.
Berucap disaat orang-orang cemas dan berdo'a semoga dimudahkan oleh Alloh SWT.
Berkata untuk menjelaskan statusnya, tanggungjawabnya, dan tentang dinnya.

Dia sedang dinanti oleh ijab Qobul.

Semua hati bersyukur, semua wajah ceria, semua ber-amin ria, semua memberikan senyuman dan bernafas lega.

Pemuda sanggup lancar mengucap ijab dan memberikan lafadz surat Ar-Rahman sampai selesai sebagai bentuk mahar kepada istrinya.

Pemuda itu adalah kawanku, akh Aris.

"Barakallahulaka Barakallah alaika. Wajama;'a bainakuma fi khiorin."

Saturday, January 27, 2007

Owh......karena lapar

bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah wa sholawatullah ala rasululillah Muhammad SAW.

Beragam ni'mat yang Alloh berikan pada kita membuat hidup ini mestilah menjadi sebuah refleksi tanda syukur.

Akhifillah....

Yuk, tafakur sejenak...(kalo ga bisa sejenak, yahh antum boleh lebih dalam dari Afoe) tentang salah satu ni'mat dari Alloh berupa Lapar.

Lapar adalah kebiasaan alami yang dialami oleh manusia dan makhluk hidup lainya.
Kita (afoe include lho) sering banget merasakan lapar.
Seperti saat ini penulis merasakan lapar yang sanagt, karena belum sarapan dan nyemil makan kecil.

Kembali ke pembahasan lapar.
Orang Indonesia pada umumnya akan menemui rasa lapar di 3 waktu.
Pagi, siang dan malam. Seperti waktu untuk makan obat 3 kali sehari.

Lapar? pasti makan.
Orang ngantuk ngga disuruh tidur pun akan terlelap sendiri.
Sayang tak semau orang ang lapar bisa segera mendapatkan obatnya.

Apa sih yang menyebabkan orang tak bisa mendapatkan obat lapar, padahal rasa nyeri udah melilit lambungnya?

1. Karena tak enak makan.

Makanan melimpah, bahkan jumlah dan jenisnya lebih banyak dari warna rambut di kepalanya.
Aneh memang, sudah lapar tapi tak nafsu makan sama sekali.
Perut rasanya penuh, padahal kelaparan melandanya.
Kasihan memang.
Untuk kasus ini sebaiknya antum segera konsultasi ke dokter pribadi.

2. Karena mendapat makanan

Sungguh banyak disekitar kita, atau juga kadang² seperti penulis dan kawan² penulis yang sering mengalaminya.
Lapar....tapi tak mampu mendapatkan obatnya berupakan makanan layak.
Penjualan makanan bak jamur di musim hujan, mereka berlomba menarik sang pembeli dengan memasang spanduk atau papan nama yang besar dan cantik.
Sementara Sang kelaparan nan dhuafa hanya bisa melayang bersama rasa kelaparan.

Jika mengalami kasus ini, tak usah ragu dan malu untuk datang ke ikhwah d sekitar kita.
Kalahkan malu dan ragu dalam hati.
Silaturahimlah, meski lebih pantas ikhwah yang memiliki harta lebih untuk silaturahim ke antum.
Tak apalah, kali ini kita yang silaturahim ke sana.
Insya Alloh akan memberikan sesuatu yang bermanfaat dari silaturahim kita

Ah....dua keadaan yang sedikit bertolak belakang.
Satu melimpah harta dan makanan, lainnya kekurangan dan lapar.

Akhi fillah....

Karena lapar saja, kita tak berdaya.
Yang kayak tak bisa sempurna memenuhi kelaparaanya dan yang papa tak kuasa mendapatkan obatNya.

Sungguh Alloh maha besar.
Dengan satu kehendakNya berupa LAPAR, kita tak berdaya.
Belum dengan skenario dahsyat lainnya.

Tunggu aja.

Wait, sambil nunggu tetap istiqomah yah....

Friday, January 26, 2007

Dan Kebaikan pun harus Dijaga

bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi wabaraktuh

Mari kita panjatkan pujian hanya pada ALLOH SWT
yang menciptakan segalanya.
Mari pula kita berlindung kepadaNya atas segala tipu daya syetan.
Mohon ampun padaNya atas segala khilaf dan dosa.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada uswah kita,
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang
istiqomah berdakwah di jalan ALLOH SWT hingga yaumul akhir.
Insya Allloh kita diantaranya.
Amin.

Adalah Rasulullah, manusia yang maksum (terbebas dari dosa)
senantiasa memberikan tauladan nyata bagi ummatnya.
Manusia pilihan Alloh yang menjadi panutan ummat terakhir.
Rasulullah tak pernah berucap sebelum ia memahami benar.
Memahami benar yaitu mengerti yang diucapkan dan
mengamalkan yang diucapkan dengan sungguh-sungguh.

Saat Islam baru memasuki Mekkah, maka Rasulullah tidak tergesa-gesa
untuk memproklamasikan tentang din Islam.
Proklamasi bahwa diri dan sebagain kecil warga Mekah adalah MUSLIM.
Beliau menyampaikan pada para sahabat yang memiliki semangat tinggi
untuk merencanakan hingga matang.

Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk kembali
ke dusun-dusun mereka.
Di sana, Rasulullah mengharap mereka dapat
menyebarkan fiqroh dakwah pada keluarga dan masyarakat sekitar.

Rasulullah tahu, proklamasi yang tergesa-gesa
akan membahayakan dakwah ini.

Dakwah ini akan menemui hal-hal yang semestinya dapat dihindari.
Kebaikan dalam dakwah mesti dijunjung tinggi hingga kemenangan Islam
akan menjulang.

Mari kita ingat pula, ketika Abu Hudzaifah diberi amanah Rasulullah
untuk menyusup ke dalam pasukan kafir Qurasy, yang terjadi dalam perang
parit/khondak.
" Kum Ya Abu Hudzaifah". "Bangunlah wahai Abu Hudzaifah".
Maka beliau segera berangkat ke tempat musuh dan menyusup kesana.

Antum tahu resiko orang menyusup ke dalam pertahanan musuh?
Yup, Tertangkap dan kemungkinan untuk digantung mempunyai peluang
yang sangat tinggi.

Rasulullah adalah murobi yang sungguh jeli membaca kemampuan mad'unya.
Hudzaifah adalah mad'u yang cerdas dan jauh dari sifat tergesa-gesa
apalagi membangkang.

Dalam penyusupannya, Hudzaifah melihat Abu Sufyan yang merupakan
pimpinan pasukan kafir quraisy lengah dalam kelelahan.
Sejenak terlintas dalam benak Hudzaifah untuk mencabut belati dan
membunuh Abu Sufyan.
Pikir pendek dia, kalau pemimpin sudah mati,
maka pasti pasukannya akan menyerah.

Hudzaifah segera beristighfar....dia ingat pesan Rasulullah.
"Antum menyusup dan lihat bagaimana keadaan musuh".
Sama sekali tak ada perintah untuk membunuh atau yang lain.

Satu ujian berat telah Hudzaifah lewati.

Ternyata ujian dari Alloh tak hanya sampai disitu.
Alloh kembali menguji Hudzaifah dengan ketakutan.

Abu Sufyan yang pemimpin kafir quraisy juga cerdas.
Dia mampu merasakan dan memperkirakan
kalo pasukannya telah disusupi oleh orang.
Dia memerintahkan pasukannya untuk apel/berbaris di tanah lapang
membuat lingkaran besar.
Masing² prajurit berjabat tangan dengan prajurit kanan kirinya,
kemudian memerintahkan mereka menanyakan nama² prajurit
sebelah kanan-kirinya.

Allahu akbar.
Dengan cerdas Abu Hudzaifah ikut dalam barisan itu.
Berjabat tangan dengan para prajuti kafir, dan diluar dugaan
dia yang memulai terlebih dahulu taaruf itu,
sehingga ia tidak ditanya tentang namanya.
Cerdas.

Kalo saja yang diutus adalah sahabat Umar,
insya Alloh Abu Sufyan telah mati bersimbah darah.
Kalo saja yang diutus adalah sahabat Abu Bakar,
Insya Alloh dia terkonang sebagai penyusup
karena bergetarnya tangan di tengah himpitan musuh.

Di kemudian hari, ketika terjadi Futuh Mekah,
ternyata Abu Sufyan adalah orang yang pertama kali
membukakan kemenangan Mekkah.
Subkhanallah, saat itu pula Abu Hudzaifah
beristighfar dan semakin beriman.
Ada skenario Alloh dalam perjalanan hidupnya.

Ikhwah fillah.

Dalam setiap detik hidup ini, mari kita maksimalkan untuk memupuk
dan menjaga kebaikan yang telah kita buat.
Amaliyah yang insya alloh baik ini,
akan menjadi pengundang rahmat Alloh SWT.
Bukankan hanya rahmat Alloh yang
menyebabkan kita menjadi penduduk surga.
Sementara amal kita sungguh jauh dari dosa yang kita buat.
Astaghfirullahal adzim.

Mari bersama kita jaga kebaikan yang telah Alloh tetapkan, karena :

1. Keyakinan bahwa setiap perbuatan mendapatkan balasan dari Alloh SWT.

Keyakinan seperti ini harus senantiasa ditumbuhkan kembangkan.
Sekecil apapun kebaikan yang kita torehkan akan mendapatkan pahala dari Alloh SWT.
Begitu pula dengan noda yang terciptakan oleh kita,
akan mendapatkan dosa disisi alloh SWT.

2. Yakinkan diri bahwa setiap kita punya makna.

La Tahzan akhi wa ukhti.
Sungguh setiap yang diciptakan Alloh SWT memiliki manfaat.
Apalagi manusia yang diciptakan sempurna olehNya.
Sebaik-baik Insan adalah yang bermanfaat bagi sesamanya.
What ever yang kita perbuat, akan memberikan efek bagi orang lain,
lingkungan dan sekitarnya.

Coba kita perhatikan pada keluarga kita.
Kalo kita berperan sebagai anak, maka efek kita ternyata besar sekali.
Alhamdulillah jika kita menjadi anak sholeh.

Lah...kalau sebaliknya, maka pengaruh kita akan membawa diri,
keluarga, masyarakat bahkan negara rusak.

Anak yang menjadi pecandu narkoba, dan kemaksiatan lainnya
akan menggerogoti harta orang tua.
Juga kesehatan diri yang semakin turun.
Warga resah, lantaran takut anaknya ikut-ikut dengan
apa yang kita lakukan.
Orang tua berang, lantaran anaknya menjadi pecandu.
Mereka kecewa ternyata anaknya tak sholeh.

Kawan² kerja ayah kita menilai bahwa didikkanya tak becus.
Lihat saja kita yang semakin hari semaki buruk saja.
Negara kita menjadi gerah,
karena dicap sebagai negara dengan anak muda
pencandu narkoba terbesar didunia.

Dan banyak sekali hal yang akan kita
dapati manakala kita berperan negatif.

Marilah bersama menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama.


Wallahu alam bishowab.

salam,
afoe
081548011503

Tuesday, January 23, 2007

Benarkah hidup ini hanya soal Menunggu?

bismillahirrahmanirrahim

Pujian hanya pada Alloh SWT yang telah menciptakan alam semesta dengan sempurna.
Sholawat semoga tetap tercurah pada tauladan utama, Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang istiqomah di jalan dakwah.insya Alloh include kita. Amin

Sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali sabar dan saling nasihat dalam kebaikan.


Ikhwah fillah,
Kemarin baru saja kita menginjakkan kaki di tahun baru 1428 H dan hari ini belum kuat kita menjejakkan diri di hari yang 4 Muharama 1428 H, besok sudah akan menemui hari ke 5....
Ingatkah kita, ketika kemarin baru saja hari Ahad.
Banyak hal yang kita lakukan. Rekreasi, masak, silaturahim, outbond, konser, pasar, menghadiri undangan, rapat, arisan, khitanan, walimahan, pawai, dan serangkaian agenda. Bagi yang sakit, mungkin saat itu sedang terbaring, dzikir pada Alloh, operasi, minum obat, transfusi darah, dll.

Tahukah kita, bahwa hari ini telah memasuki hari Selasa?
Besok kita akan masuk di hari Rabu, Kamis, Jum'at, Sabtu, dan Ahad lagi.Insya Alloh.

Benarkah hidup ini hanya soal menunggu?
Yang muda menunggu tua.
Yang tua menunggu mati.
Yang sehat menunggu sakit.
Yang sakit menunggu sembuh.
Yang lajang menunggu nikah.
Yang nikah menunggu momongan.
Yang momong nunggu cucu.
Yang miskin nunggu kaya.
Yang kaya nunggu miskin.
Yang dagang nunggu laris.
Yang laris nunggu bunga.
Yang siaga nunggu lelah.
Yang jauh nunggu jemputan.
Yang panas nunggu hujan.
Yang hujan nunggu reda.
Yang menanam nunggu panen.
Yang panen nunggu jualan.

Benarkah?

Rasanya kalo kita semua menunggu, apakah yang akan terjad?

Ikhwah fillah, kita semua tahu bahkan pernah merasakan, bagaiman jenuhnya menunggu.
Lantas kenapa kita masih mau menunggu?

Perubahan lebih baik adalah sebuah keniscayaan yang diberikan Alloh hamba2Nya.
Kerja keras-bahkan super keras- menjadi tuntutan yang menjadikan perbaikan menjadi semakin nyata. Tentu dengan kehendakNya.

Kalau sekarang kita berada situasi hujan.
Maka berteduh sebentar tak jadi masalah, asalkan bukan menunggu benar2 reda.
Hanya menunggu tanpa usaha, seperti berdiri dipinggir jurang.
Ada angin atau badai, atau bahkan tanah longsor akan menjadi penyebab kita jatuh ke jurang.
Sambil menunggu hujan, maka lakukan usaha terbaik.
SMS atau nelp karib,teman, suadara, istri, suami, anak, tukang ojeg, taksi, agar kita bisa segera beraktivitas kembali.

Rugi rasanya, kalo ternyata hujan sampai dengan sore atau bahkan lebih, sementara kita hanya menunggu kedinginan di pinggir jalan.
Banyak orang-orang yang menantikan peran kita.
Minimal diri kita yang membutuhkan kesempatan untuk bermanfaat bagi ummat.

Kalo diri ini masih muda, apa benar kita hanya menunggu tua? terus kemudian sekarat menuju kematian?

Rasanya sekarang adalah masa tepat untuk kembali menata hati, menambah ilmu dan segera berkarya.
Beramal bersama orang-orang sholeh mengumpulkan simpul rahmat dari Alloh SWT.
Sekarang muda, tak ada jaminan kita bisa mengalami masa tua.
Muda banyak amal, tua istiqomah, insya Alloh, Al Jannah akan terbuka lebar karena rahmat Alloh SWT untuk kita. Amin.

Tuesday, January 16, 2007

Pertolongan Vs Kepuasan

bismillahirrahmanirrahim

Semoga kita tetap memuji Alloh SWT, Yang memang hak-Nya untuk mendapatkan pujian.
Semoga pula, sholawat tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang² yg istqomah....di jalan dakwah yang panjang.

Ikhwah fillah, ada kejadian lucu yang bisa afoe sharing untuk antum sekalian.
Kali aja antum dapat mengambil ibrohnya. Amin...

Usai maghrib, sejatinya Afoe akan silaturahim ke ustad Amirudin yang jadi anggota dewan di kota Tegal. Kan sekarang lagi rame² bahas tentang rapelan tunjangan komunikasi dewan.
Tapi bukan masalah rapelan tunjangan komunikasi dewan yang fantastic, melainkan pengganti dari silaturahim afoe ke Ustad Amirudin.

Lantaran sms afoe tidak langsung dibalas oleh Sang Ustad, maka Afoe putuskan untuk njilid buku amaliyah yaumiyah kelompok dan binaan.
Semua berjalan lancar sesuai harapan afoe dan juga harapan antum kan? :)
Afoe dilayani oleh seorang pemuda, keliatannya usia 17 atau 19 pokoknya dibawah 20 tahunan, persis usia binaan² Afoe.
Keliatan pula kalo dia (sang petugas Fotocopy adalah baru), sebelumnya Afoe belum pernah dilayani dia.

Meski baru, beliau asyik aja melayani Afoe.
Tak ada rasa ragu dan bingung.
Semua permintaan pembeli dipenuhi.
Seperti teman²nya yang lain, dia memilih diem, kecuali jika diajak bicara atau akan memberikan jasa dan menerima jasa.

Masih normal, keadaan terkendali.
Seratus kopian lebih, ditambah beberapa yang harus dipotong² menjadi 4 dari 1 elmabr HVS, ditambah dengan penjilidan yang cukup rumit.
Dan sekaranglah kejadian yang coba kita ambil ibrohnya.

Kita fokuskan pada hasil PENJILIDAN.
Dia salah memotong, entah kurang teliti atau tidak melihat.
Dia dengan pede menyerahkan hasil penjilidan pada Afoe.
Afoe periksa, dan kaget ketika sebagian tulisan di footer kertas amaliyah yaumiyah hilang terpangkas pisau penjilidan.

Kemudian Afoe sampaikan padanya, bahwa pemotongan jilid bukunya salah, terutam bagian bawah.
Satu barisan kata² hilang.
Dibagian lain malah makan garis diatasnya.
Afoe lihat reaksi dia.
"Mas, aku ulang lagi yahh jilid dan copy-annya, ga usah bayar double". Begitu ucapnya.

Rasanya dia menyesal, meski tak terang²an memperlihatkan lewat wajahnya yang mungil (aneh yahh....lagi nyesel kok bisa mungil :P )
2-5 detik permintaan sang fotocoper tak Afoe pedulikan.
Afoe hanya ingin melihat reaksi selanjutnya.
Kemudian Afoe berikan senyum dan kata² : " Udah, gak pa apa"...

Kenapa afoe harus memberikan senyum dan kata² itu?
Yup, tepat ! Keringat udah mulai bercucuran dari lehernya yang jelas sekali berkilau lantaran cahaya lampu ....
Gawat bisa², dia pingsan.

Sedikit demi sedikit senyum mengembang di mulutnya.
Kenapa yahh dia begitu?
Apakah dia dalam masa training kerja?
Apakah yang akan terjadi seandainya afoe memenuhi permintaanya agar diulang jilid dan copi-annya?
Apakah akan berpengaruh pada penilaian sang majikan yang dari tadi juga memperhatikan?

Ah, wallahu alam.

Afoe hanya yakin, senyuman dan kata² tadi telah cukup menyingkirkan peluh yang ia keluarkan sejak pagi tadi.

Atau paling tidak pertolongan Alloh tersampaikan padanya,dengan tidak mendapatkan nilai buruk oleh sang boss.

Puaskah afoe dengan hasil jilidan itu?

Puas²in sendiri deh.

Monday, January 15, 2007

Iman = Ujian

bismillahirrahmanirrahim

Pujian hanya milik Alloh SWT yang menciptakan bumi dengan segala urusannya dengan sempurna.
Sholawat dan salam, semoga senantiasa tercurah pada uswah seluruh ummat, Rasululullah Muhammad SAW.

Ikhwah fillah.

Senang sekali dapat bersua dengan antum semua dalam ruang maya nan indah ini.
Semoga Alloh SWT senantiasa mencurahkan rahmatNya pada hati-hati yang telah terhimpun oleh cinta-Nya.

Ikhwati al Izza.

Keimanan yang kita miliki, yang senantiasa berubah-ubah setiap detik, mari bersama kita pupuk.
Memupuk berarti mengharapkan hasil agar lebih baik.
Yang berarti juga menjadikan iman semakin berkualitas.

Kalau kita lihat seorang petani yang menanam padi atau tanaman palawija lainnya, maka banyak sekali usaha yang dilakukannya demi menghasilkan padi yang unggul.

Tanah sawah dibajak, diberikan pengairan yang memadai, pupuk yang cukup, kemudian dipilihkan bibit terbaik.
Padi tumbuh setiap hari dengan penjagaan yang ketat.

Jangan harap ada rumput dapat tumbuh subur, jangan harap hama dapat berkeliaran bebas atau burung mengganggu padinya.
Sang Petani, tekun menjaganya.

Tikus menyusur tanah untuk mencuri padi, ulat menggeliat ingin menghisap daun dan isi padi.
Ular sawah melata ingin bertelur disana.
Siput dan keong berlomba menaiki batang padi.
Sampai dengan tangan-tangan jahil manusia yang ingin memetik padi.

Gangguan dan rintangan terus saja melanda padi.
Siang, malam.
Panas terik, hujan dan sebagainya.

Apa yang terjadi seandainya Sang Petani lengah?
Padi hancur, GAGAL PANEN.

Penulis ingin meng-analogi-kan Iman seperti padi.

Ingin menuai keimanan yang tinggi, maka si pemilik iman harus pandai menjaganya.
Jika dijaga saja, iman belum tentu baik, Apalagi membiarkan terkikis oleh kemaksiatan?

Ujian hidup adalah tantangan yang harus dilalui untuk menghasilkan keimanan tingkat tinggi.
Bisikan syetan yang selalu "istiqomah" terdengar oleh nasfu kita menjadikan tantangan makin dahsyat.

Hati ibarat Sang Petani.
Rajin Sang Petani, maka padi bagus hasilnya.
Baik Sang Hati, maka baik pula iman yang ada didalamnya.

Insya Alloh.

Selamat menjaga iman pada Alloh, Malaikat, Rasul, kitab²nya, hari akhir, dan ketentuan-ketentuan dari Alloh SWT.

:)

Saturday, January 13, 2007

PilihanNya adalah pilihanku

bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, atas ni'mat iman dan Islam yang masih Alloh curahkan pada hati kita.
Sholawat dan salam, insya Alloh melimpah pada murobi kita semua, Rusulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang² yang senantiasa menjaga diri dalam dakwah ilallah.
Amin.

Ikhwah fillah rakhimakumullah

Langkah berikutnya bagi para aktivis dalam perjalanan dakwah ini adalah MENIKAH.
Sebuah ibadah agung yang menyatukan insan sekaligus menyatukan sifat², kebiasaan, dan perilaku yang berbeda.

Yakinkan diri bahwa kehidupan ini adalah tarbiyah dari Alloh untuk menjadikan kita manusia² pilihan (taqwa).
Sehingga menikah pun menjadi bagian dari tarbiyah yang tidak bisa pisahkan dalam agenda dakwah.

Ikhwati fillah

Keluarga manjadi langkah kedua setela diri menempa ilmu dan mengamalkannya.
Membentuk keluarga Islami menjadi sebuah kemestian, jika ingin mendapatkan generasi² terbaik yang menyusun ummat dengan kuat.
Untuk itu perlu, mengawali PERNIKAHAN dengan membersihkan hati ini dari semua noda.
MENIKAH adalah IBADAH pada ALLOH.

Keluarga yang Islami adalah keluarga yang senantiasa tunduk patuh pada seluruh perintah Alloh dan mengikuti Sunnah Rasulullah SAW.
Larangan Alloh menjadi garis untuk tidak disentuh.

Salah satu kekhasan seorang ikhwah adalah : Pandai mencari pendamping.
Sholat istikharoh dan do'a terpanjat untuk berkomunikasi dengan sang Kholik.
Sehingga pilihan sang Kholik jelas terdengar oleh hati nuraninya yang bersih.
Pilihan dia adalah pilihan yang berasal dari Rabb Yang menciptakan pasanganya.

Pernikahannya menjadi ladang dakwah yang luas.
Istri/suami dan anak² menjadi objek.
Keluarga mertua, saudara, kerabat, tetangga, dan relasinya menjadi target dakwah.
Subkhanallah terbentang kesempatan untuk berdakwah dengan menikah.

Maka, kenapa harus menundan pernikahan?
Jika yang begitu luas kesempatan yang diberikan Alloh pada kita untuk meraih kemenangan.

Ya alloh, Ya Rabb.
Berkahilah pernikahan para ikhwah.
Jadikan mudah prosesnya.
Jadikah dakwah setiap harinya.
dan Ridhoilah keluarga mereka.

Monday, January 08, 2007

Ri'ayah Mana'wiyah

bismillahirrahmanirrahim

Beragam aktivitas menyertai diri kita. Nyaris waktu tersisa hanya untuk pejamkan mata, rehat.
Pagi buta, setumpuk agenda telah terpampang di dalam buku kegiatan.
Membersihkan dan merawat rumah, memandikan anak², membuat sarapan dan mengantarkan mereka sekolah masing-masing.
Mengantarkan pula sang Ummi ke tempat aktivitas hariannya. Dan kita pun konsentrasi pada maisyah.
Kemdian mengembalikan semua anggota keluarga ke rumah.
Kita berlanjut menunaikan agenda berikutnya.

Jaulah ke wilayah-wilayah dakwah terpencil, jaulah ke daerah sebelah.
Menghadiri syuro² jamaah, turut menimbang, memberikan gagasan, menyanggah, dan seksama mendengarkan keputuasn syuro untuk dijunjung tinggi dalam setiap pelaksanaannya.

Subkhanallah, Maha Suci Alloh yang menciptakan waktu untuk kita.
Jika kita adalah manusia² yang tidak memperhatikan input pada Ma'nawiyah, maka yang terjadi adalah kelelahan jiwa, kelelahan batin yang akan menyeret diri pada keterpurukan iman.
Bagaimana mungkin, kita dapat terus memberikan output pada dakwah sementara input tak ada. Mustahil.

Mari bersama kita lihat, gelas yang berisi air.
Air itu dapat terus kita minum, manakala gelas itu berisi air.
Air itu dapat kita minum manakala sehat.

Begitu pula dengan rentetan agenda kita, tak akan memberikan goyangan besar pada ruhiyah, manalaka kita adalah Al Akh istiqomah menjaganya-ma;nawiyah.

Daftar amaliyah yaumiyah yang pada saat kita baru saja memasuki dunia tarbiyah, mesti kita cek lagi.
Daftar yang sering kita tanyakan pada para Mad'u mestinya kita tanyakan pula pada diri ini.
Sholat, tilawah, qyamulail, riyadhoh, infak, silatuhim, tarbiyatul aulad, ziarah, ijtimai, matsurat, hafalan (qu'ran+hadist), baca buku, dll mari bersama kita perhatikan.

Semoga Alloh SWT, senantiasa memberikan pertolongan dan perlindungan pada Akh semuanya. Amin