bismillahirrahmanirrahim
Ahad pagi (17/05/09), saya benar-benar merumahkan diri. Saya memilih bermain bersama anak tercinta Hanif.
Kalau pekan kemarin Hanif udah beli layangan, maka pekan ini Saya selaku Abinya coba membantu.
Saya ajak Hanif dan Umminya ke sawah, layang dan benang senar-plastik sudah siap.
Angin sedikit berhembus membuat layang-layang sulit terbang.
Sebenarnya yang membuat sulit terbang layang-layang ini karena beberapa hal.
Diantaranya adalah sorak-sorak tetangga " Wah Pa Afoe main layangan, bisa gak Pak?"
Belum lagi suara anak-anak kecil yang ngrubutin " Ayo Om Afoe, bisa gak sih...."
Ditambahkan dengan kalimat dari Umminya Hanif " Abi-nya bisa gak...."
Waduh bukan main beratnya layang-layang yang sesungguhnya sangat ringan.
Serasa angin berhenti berhembus, matahari pagi seakan terik di siang hari.
Namun semangat ini terus membara, seakan ingin menunjukkan bahwa aku bisa !
Saya minta temannya Hanif yang agak besar untuk membentangkan layang-layang di pinggir sawah.
Saya menarik benang pengait, namun sayang layang-layang tak kunjung terbang.
Sementara suara-suara penonton riuh membuat keringat badan ini. Malu kalo gak bisa...hihiihhhihi
Saya paksakan diri untuk membayar rasa malu. Sekali lagi coba saya terbangkan layang-layang...
Kali ini berhasil, layang-layang naik tinggi seperti hendak lepas landas ke langit.
Kali ini pula, tepuk tangan dan pujian menggema- meskipun cuman dikit- di sekitar sawah.
Layang-layang asyik terbang diangkasa, Hanif dan Umminya girang tanda bangga jika ternyata Abinya bisa main layang-layang juga......(walahhhhhhh, masa main gituan aja gak bisa sih.....)
Angin menerpa layangan hingga beberapa menit kemudian muncul layang-layang lain.
Terdengar teriakan " Awas Om, ada musuh" dari temannya Hanif.
Saya lihat memang ada layangan yang mengendap terbang mendekati layangan ini.
Sejak dulu Saya belum pernah merasakan pertarungan/sangkutan layangan, makanya pagi ini Saya akan mencobanya.
Semakin dekat layangan musuh, semakin deg-degan pula hati ini. Sungguh meski sekedar layangan tetap saja merasa khawatir jika layangan milik Hanif harus terbang putus dari benangnya.
Benar saja, sangkutan/pertarungan layangan berlangsung singkat.
Layangan Hanif melayang tanpa kendali karena putus dari benar.
Terliat layangan itu tersangkut di genting warga.
Sedangkan layangan musuh kembali terbang gagah.
Kami pulang dengan sedikit rasa kecewa. Layangan Hanif putus.
Hingga kami sampai rumah, ada anak kecil (temannya Hanif) lari-lari kecil.
"Om Afoe, layangannya Hanif udah jatuh dari genting, ini layangannya"
Kami bertiga (saya, hanif dan umminya) saling pandang.....
"Owh udah jatuh yah,,,,terima kasih yahh...."
Kami tersenyum kembali bersama dengan kembalinya layangan kuning milik Hanif.
Ah, aneh yahh....layangan putus dikembali ke empunya.
Showing posts with label Hanif. Show all posts
Showing posts with label Hanif. Show all posts
Wednesday, May 20, 2009
Monday, April 27, 2009
Punya anak kecil itu ... ?
bismillahirrahmanirrahim
Gmn kabar semua?
Especially yg dah pada beranak pinak :D.
Semoga sehat selalu. amin
Punya anak kecil itu :
- menitikkan air mata-walau dikit-, ketika terdengar tangisnya yg pertama
- terbayang dan terlaksana menjadi seorang ayah/ibu
- menyiapkan popok dan gurita untuk si kecil
- melihatnya menikmati ASI dari bundanya
- menemaninya agar bobonya tak terganggu oleh nyamuk
- mengganti popoknya saat tengah malam dia terjaga
agak besar, punya anak kecil itu :
- merangkak kesana kemari
- mengambil dan memasukkan ke dalam mulut setiap benda yang ia pegang
- dia juga gak takut megang kabel-kabel listrik, telp, tv, komputer
- sesekali dia mecahin piring yg berada di tengah meja, kemudian mendorongnya
- sesekali dia membanting handphone kesayangan abi-umminya
- dia juga gak sungkan, membebaskan burung perkutut kebanggaan abinya dari sangkarnya
- sesekali dia berada di bibir kasur, sementara kedua orangtuanya deg²an khawatir terjatuh
- sesekali dia malah terjun bebas dari kasurnya dan sedikit menangis histeris karena kepalanya membentur keramik keras
hingga usia hampir 1 tahun, punya anak kecil itu:
- baju² kecil telah tergantikan dengan baju model dewasa
- popok, gurita telah lama ditinggalkan
- celana panjang dan topi serta kaos menjadi gantinya
- sesekali Umminya harus berteriak karena si Kecil sudah pandai menggigit
- bahkan menggigit keras sumber kehidupannya ASI
- sesekali pula dia gigit tangan-tangan orang-orang yang berada disekitarnya
- bahkan tak jarang membuat sedikit luka dengan darah segar mengalir
- Si kecil tak mau duduk, dia merangkak dan berdiri, berjalan gontai
- Sesekali dia terjatuh tak sempurna, kepala bagian belakang membentur lantai keramik-teriak menangis
- Sesekali dia berhasil menopang badannya yg mungil dengan kedua tangannya
- Sesekali dia terjatuh kedepan, bibir dan mulut membentur keramik-berdarah dan menangis
- Ketika makan bersama, dia tak mau duduk
- Dia berjalan kesana kemari, naik meja, mengambil semua makanan
- Memasukan ke dalam mulutnya, tak muat dan tercecer disetiap helai taplak meja
- Bahkan sambal sayur asem pun dia cicipi, pedas dan menangis lagi
- Sesekali dia mengambil paha ayam kesukaan abinya
- Sesekali dia sajalah yang makan-makan, padahal seluruh keluarga besar kelaparan menanti makanan
- Sesekali dia tertidur pulas, wajahnya tetap manis dengan senyum kemenangan atas tumpahnya gulai semangkuk besar
- Bahkan bibirnya tersenyum indah diantara matanya yang tertidur ketika seisi rumah rame-rame mengepel lantai lantaran aqurium besar tumpah dan pecah
- Wajahnya masih tersenyum indah, ketika sang bunda meletakkannya di kamar kecilnya
- Sang Bunda menghampiri Sang Abi.
: "Bi, sabar yahh "
: " Siap, mi"
Gmn kabar semua?
Especially yg dah pada beranak pinak :D.
Semoga sehat selalu. amin
Punya anak kecil itu :
- menitikkan air mata-walau dikit-, ketika terdengar tangisnya yg pertama
- terbayang dan terlaksana menjadi seorang ayah/ibu
- menyiapkan popok dan gurita untuk si kecil
- melihatnya menikmati ASI dari bundanya
- menemaninya agar bobonya tak terganggu oleh nyamuk
- mengganti popoknya saat tengah malam dia terjaga
agak besar, punya anak kecil itu :
- merangkak kesana kemari
- mengambil dan memasukkan ke dalam mulut setiap benda yang ia pegang
- dia juga gak takut megang kabel-kabel listrik, telp, tv, komputer
- sesekali dia mecahin piring yg berada di tengah meja, kemudian mendorongnya
- sesekali dia membanting handphone kesayangan abi-umminya
- dia juga gak sungkan, membebaskan burung perkutut kebanggaan abinya dari sangkarnya
- sesekali dia berada di bibir kasur, sementara kedua orangtuanya deg²an khawatir terjatuh
- sesekali dia malah terjun bebas dari kasurnya dan sedikit menangis histeris karena kepalanya membentur keramik keras
hingga usia hampir 1 tahun, punya anak kecil itu:
- baju² kecil telah tergantikan dengan baju model dewasa
- popok, gurita telah lama ditinggalkan
- celana panjang dan topi serta kaos menjadi gantinya
- sesekali Umminya harus berteriak karena si Kecil sudah pandai menggigit
- bahkan menggigit keras sumber kehidupannya ASI
- sesekali pula dia gigit tangan-tangan orang-orang yang berada disekitarnya
- bahkan tak jarang membuat sedikit luka dengan darah segar mengalir
- Si kecil tak mau duduk, dia merangkak dan berdiri, berjalan gontai
- Sesekali dia terjatuh tak sempurna, kepala bagian belakang membentur lantai keramik-teriak menangis
- Sesekali dia berhasil menopang badannya yg mungil dengan kedua tangannya
- Sesekali dia terjatuh kedepan, bibir dan mulut membentur keramik-berdarah dan menangis
- Ketika makan bersama, dia tak mau duduk
- Dia berjalan kesana kemari, naik meja, mengambil semua makanan
- Memasukan ke dalam mulutnya, tak muat dan tercecer disetiap helai taplak meja
- Bahkan sambal sayur asem pun dia cicipi, pedas dan menangis lagi
- Sesekali dia mengambil paha ayam kesukaan abinya
- Sesekali dia sajalah yang makan-makan, padahal seluruh keluarga besar kelaparan menanti makanan
- Sesekali dia tertidur pulas, wajahnya tetap manis dengan senyum kemenangan atas tumpahnya gulai semangkuk besar
- Bahkan bibirnya tersenyum indah diantara matanya yang tertidur ketika seisi rumah rame-rame mengepel lantai lantaran aqurium besar tumpah dan pecah
- Wajahnya masih tersenyum indah, ketika sang bunda meletakkannya di kamar kecilnya
- Sang Bunda menghampiri Sang Abi.
: "Bi, sabar yahh "
: " Siap, mi"
Thursday, April 16, 2009
Berbagi Rejeki adalah Rejeki
bismillahirrahmanirrahim
Coba tanyakan pada hati nurani kita semua !
Siapa sih yang memberikan kita kesempatan untuk berbagi dengan sesama?
Ya Alloh SWT.
Dia lah yang memberikan rezeki pada kita berupa kesempatan berbagi antar sesama manusia.
Ini pula yang dialami oleh Hanif besar, ketika suatu sore dia berbelanja di toko swalan dekat rumahnya.
Si Hanif hanya membeli sedikit keperluan yang belum terbeli di pasar tradisional.
Seperti snack dan minuman ringan.
Sementara itu di dekatnya seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh bersama anaknya sedang memilih-milih obat-obat.
Berbeda mungkin dengan kita. Jika kita membeli obat kita hanya membaca komposisi dan indikasinya saja.
Namun berbeda dengan ibu tadi, dia begitu terkesima dengan lebel di obat itu.
Label yang membuat dia segera mundur dan meninggalkan toko itu bersama dengan anaknya.
Sambil berlalu, sayup-sayup SI Hanif mendengar kalimat yang terlontar dari Si ibu.
"Uangnya ndak cukup dek, kita pulang aja. lain kali kita beli"....
Si Hanif iba mendengarkan kalimat itu.
Ibu dengan baju lusuh pergi bersama anaknya. Mereka mengayuh gontai sepedanya.
Entah pergi kemana, mungkin pulang.
Si Hanif berusaha mengejar ketika sepeda mereka telah hilang di telan gang-gang sempit yang ada sekitar toko.
Dia merasa sedih tidak bisa membantu si Ibu untuk membeli obat.
Dia merasakan sedih lagi, membayangkan kesedihan anak kecil yang tidak dibelikan obat dan kesedihan ibu yang tidak bisa membelikan obat.
Si Hanif hanya bisa beristighfar, melewati kesempatan rezeki dari Alloh SWT untuk berbagi.
Dia berjanji akan berusaha tidak menyia-nyiakan kesempatan lain.
Dan kesempatan memang bisa dibuat, gumamnya.
Semoga.
Coba tanyakan pada hati nurani kita semua !
Siapa sih yang memberikan kita kesempatan untuk berbagi dengan sesama?
Ya Alloh SWT.
Dia lah yang memberikan rezeki pada kita berupa kesempatan berbagi antar sesama manusia.
Ini pula yang dialami oleh Hanif besar, ketika suatu sore dia berbelanja di toko swalan dekat rumahnya.
Si Hanif hanya membeli sedikit keperluan yang belum terbeli di pasar tradisional.
Seperti snack dan minuman ringan.
Sementara itu di dekatnya seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh bersama anaknya sedang memilih-milih obat-obat.
Berbeda mungkin dengan kita. Jika kita membeli obat kita hanya membaca komposisi dan indikasinya saja.
Namun berbeda dengan ibu tadi, dia begitu terkesima dengan lebel di obat itu.
Label yang membuat dia segera mundur dan meninggalkan toko itu bersama dengan anaknya.
Sambil berlalu, sayup-sayup SI Hanif mendengar kalimat yang terlontar dari Si ibu.
"Uangnya ndak cukup dek, kita pulang aja. lain kali kita beli"....
Si Hanif iba mendengarkan kalimat itu.
Ibu dengan baju lusuh pergi bersama anaknya. Mereka mengayuh gontai sepedanya.
Entah pergi kemana, mungkin pulang.
Si Hanif berusaha mengejar ketika sepeda mereka telah hilang di telan gang-gang sempit yang ada sekitar toko.
Dia merasa sedih tidak bisa membantu si Ibu untuk membeli obat.
Dia merasakan sedih lagi, membayangkan kesedihan anak kecil yang tidak dibelikan obat dan kesedihan ibu yang tidak bisa membelikan obat.
Si Hanif hanya bisa beristighfar, melewati kesempatan rezeki dari Alloh SWT untuk berbagi.
Dia berjanji akan berusaha tidak menyia-nyiakan kesempatan lain.
Dan kesempatan memang bisa dibuat, gumamnya.
Semoga.
Wednesday, May 14, 2008
48 hari, Hanif Habiburrahman
bismillahirrahmanirrahim
Memasuki hari ke 48, mujahid kecilku semakin besar saja. Hanif telah mampu membalikkan badannya ke kiri maupun ke kanan. Meski tak mampu kembali ke posisi awal, Hanif tetap gigih.
Oh yah, Ummi-nya yang masih terikat jadual kursus Design Grafis, Selasa kemarin mulai masuk kelas. Inilah pengalaman pertama Hanif ditinggal Umminya.
Banyak hal yang harus disiapkan untuk dapat meninggakan bayi mungil seperti Hanif. ASI yang biasanya ia dapatkan secara langsung dari Ummuha, harus dituangkan dahulu ke dalam botol. Yahh, unik memang.
Afoe sebagai Abuhu berharap Hanif tumbuh menjadi seorang mujahid. Menguatkan kalimat Alloh " La Ilaha Ilallah" di muka bumi ini. Amin.
Insya Alloh sebula ke depan, Hanif benar-benar akan merasakan perpisahan dengan seorang Ummu. Ummuhu yang akan dinas dari pukul 07.00-14.00 tidak memungkin untuk senantiasa bersama.
Inilah jalan yang kami pilih untuk membesarkan Hanif. Semoga Alloh senantiasa memberikan kekuatan dan pertolongannya bagi keluarga kami dan juga keluarga para ikhwah semua. Amin.
Memasuki hari ke 48, mujahid kecilku semakin besar saja. Hanif telah mampu membalikkan badannya ke kiri maupun ke kanan. Meski tak mampu kembali ke posisi awal, Hanif tetap gigih.
Oh yah, Ummi-nya yang masih terikat jadual kursus Design Grafis, Selasa kemarin mulai masuk kelas. Inilah pengalaman pertama Hanif ditinggal Umminya.
Banyak hal yang harus disiapkan untuk dapat meninggakan bayi mungil seperti Hanif. ASI yang biasanya ia dapatkan secara langsung dari Ummuha, harus dituangkan dahulu ke dalam botol. Yahh, unik memang.
Afoe sebagai Abuhu berharap Hanif tumbuh menjadi seorang mujahid. Menguatkan kalimat Alloh " La Ilaha Ilallah" di muka bumi ini. Amin.
Insya Alloh sebula ke depan, Hanif benar-benar akan merasakan perpisahan dengan seorang Ummu. Ummuhu yang akan dinas dari pukul 07.00-14.00 tidak memungkin untuk senantiasa bersama.
Inilah jalan yang kami pilih untuk membesarkan Hanif. Semoga Alloh senantiasa memberikan kekuatan dan pertolongannya bagi keluarga kami dan juga keluarga para ikhwah semua. Amin.
Subscribe to:
Posts (Atom)