Friday, June 24, 2005

Di Bawah Sinar Rembulan, menyusuri bukit

bismillahirrahmanirrahim

Afoe sampai di kampung pukul 20.45 WIB, afoe langsung ngajak kakak untuk berangkat ke Bumijawa agar ngga kemaleman di jalan.
Meski memang saat ini sudah malam.
Afoe membayangkan dinginnya udara malam di sana.
Wong kalo siang aja dingin, gimana malam. Naik motor lagi...hihihihiii dingin.

Semua telah siap, hanya jaket hujan yang tidak ada.
Gawat, hari² ini sering hujan.
Khawatir di tengah perjalanan kehujanan bisa² masuk angin.
Makanya afoe putuskan untuk ke DPD pinjam jas hujan sama ambil kaos kaki sebagai ganti koas tangan....(ngga punya kaos tangan...)

Afoe pinjam jas hujan dari ustad ghusni, sebagai ancang² kali aja di jalan hujan atau gerimis gitu....

Afoe melaju dengan untaian basmalah bersama mas Mudi.
Sepanjang jalan masih terbesit rasa dingin yang bakal dirasakan di Bumi Jawa.
Letak bumi jawa itu tidak jauh dari lokasi objek wisata Guci atau pemandian air panas alami.
Sayangnya di Bumi jawa tidak pesona alam yang satu ini.
Disana memang indah dengan bukit² hijau, air sungai yang terus beriak, angin sepoi-spoi dan udara yang asli fresh.

Motor suprafit milik mas Wawan terus melaju menembus gelap dan dinginnya malam kota Tegal.
Sejengkal demi sejengkal jalan aspal kota Tegal terlewati, bahkan kini afoe sudah berada di perbatasan kota Tegal dengan kabupaten Tegal.

Lewat jalan II (bukan jalan utama) Kabupaten Tegal, afoe dan mas Mudi bertengger di atas motor.
Alhamdulillah jalanan lengang, hanya sesekali ada motor dan mobil yang berpapasan dengan afoe.
Ada yang ke arah Tegal ada juga sebaliknya.
Perjalanan lancar.

Daerah 407 terlewati lancar pula.
Kini motor telah melaju diatas jalan aspal Slawi.
Nampak bukit² yang bakal afoe jamah bertengger di depan sana.

Lebaksiu yang sudah masuk daerah perbukitan juga sedang afoe lewati.
Masih dengan kecepatan sedang afoe berasaha menyelesaikan perjalanan ini.
Jalanan mulai nanjak sehingga terkadang harus bermain gear motor agar bisa stabil.
Memasuki daerah Yomani,afoe turunkan gear motor.
Jalanan bermotiv naik panjang.
Sekitar 1 km terus naik.
Kemudian turun naik - turun naik seperti ombak besar di lautan.

Sementara itu, sinar rembulan masih setia menemai afoe dan mas Mudi. Dia tidak jemu menerangi perjalanan ini.
Udara benar² mulai dingin. Menusuk tulang² rusuk ini.
Jaket astagina dan dua koas alhamdulillah dapat menghalau dingin.
sayangnya kaos kaki yang ada di tangan tidak mampu, begitu pula kaos kaki yang melekat di kaki-kaki afoe kurang tebal sehingga pasukan angin masih bisa menerobos lewat pori²nya.

Tanjakan....turunan.....tikungan², baik yang berbentuk S,N,M bahkan mungkin 0 afoe lewati.
Meski tidak lihai banget, alhamdulillah berhasil.
Motor terus melaju, pelan dan pelan.....
Jalanan benar² sepi, nyaris seperti hutan.
Hanya dinginnnya malam dan rembulan beserta alam terus mendampingi.

Sawah, perbukitan, perumahan kecil penduduk, dan kerlipan lampu menambah kesan indah malam itu.
Setelah lama hanya memandangi bukit² nan tinggi kini afoe benar² berada di atas mereka.
Yahh afoe berada di bukit² tinggi yang jika di lihat dari kota Tegal seperti dinosaurus saja.
Afoe susuri bukit, bahkan sekarang afoe masuk membelah perbukitan.
Jalan yang menuju bumi jawa memang ada yang terletak diantara dua bukit.
Jalan² agak rusak, berair dan banyak lobang disana sini.
Makanya sesekali afoe dan Mas Mudi berloncatan dari jok motor sebagai akibat gaya lembam.

Pukul 22.25 menit, afoe dan mas Mudi sampai di rumah Madhe.
Tentu setelah melewati perjalanan yang berbahaya, namun mengasyikan.
Afoe parkir motor dan masuk menyalami Madhe serta anak² dan orang² yang ada disana.
afoe duduk dengan suguhan tes manis panas.
Alhamdulillah akhirnya sampai juga.
Sekarang di depan afoe ada mie rebus dengan telor putih bulat di atas mangkuk.

.....:)

No comments: