Wednesday, October 04, 2006

Sakaratul maut

bismillahirrahmanirrahim

Malam ke 11 Ramadhan afoe mengalami mimpi yang cukup berat. Skenario mimpi yang sangat bagus hingga afoe berhasil terlena didalamnya.

Dalam mimpi yang afoe jalani kali ini, afoe bermain dengan teman kerja Edy.
Awal skenario mimpi, afoe dan edy berada di gedung SMA N 1 Tegal. Disana ada seorang gila yang duduk di taman bebatuan.
Afoe dan Edy lewat didepannya.
Kemudian berdua lari, karena takut dilempari batu oleh orang gila.
Lari terus menuju stasiun Tegal.

Dalam pelarian ini, banyak orang yang menyapa dan keheranan.
Heran karena afoe dan edy terus berlari kencang tanpa menghiraukan sapaan mereka.
Terus dan terus berlari mendekat stasiun Tegal.
Orang-orang yang kenal dengan afoe dan Edy memberikan dugaan, bahwa kita akan menuju tempat orang yang meninggal, (bersamaan dengan larinya afoe dan edy, ada keadaan seperti pengumuman bahwa hari itu ada kematian).
Masih berlari.
Edy memilih masuk dalam gang kampung agar orang gila tidak bisa menemukan, sementara Afoe terus lari menuju stasiun.
Edy menghilang di telan gang kampung.
Sementara itu Afoe masih lari mendekati stasiun.
Aneh di Stasiun skenario berubah.

Awalnya Afoe lari untuk menghindari orang gila yang marah, dan sekarang Afoe berperan sebagai orang yang sedang menyaksikan seseorang mengalami sakaratul maut.
Lebih aneh lagi, pelaku sakaratul mau adalah AJI ( penyiar radio sebayu) yang beberapa saat lalu sering berinteraksi dengan tim nasyid Birru (tim nasyidnya afoe).
Nafas dan gerak tubuh pa Aji bergetar, menanti ajal, menanti lepasnya ruh dari badan.
Rasa sakit yang sangat membuat teriakan pa Aji melengking.
Semua orang yang menyaksikan prihatin, hanya bisa berdoa agar lekas dicabut dan berakhir baik.
Hitungan 2 menit, tubuh pa Aji diam membisu tanda kematian telah menjadi predikatnya.

Jeda beberapa saat, skenario berubah lagi.
Kalo tadi yang mengalami sakaratul maut adalah seoarang penyiar radio, maka kali ini pelaku diganti oleh Pa Ghusni , ustadku sendiri.
Afoe memegangi tanganya yang tegang. Wajahnya menyimpulkan senyuman, seakan dia bahagia dan menang karena akan segera bertemu Rabbnya.
Setelah berjuang dalam kesakitan, dia pun diam.
Afoe melihat dengan cemas luar biasa, dan tiba² meledak tangisan.
"Innalillahi wainailaihi rojiun" bergema di ruangan itu.
Termasuk afoe yang masih beruraian air mata.

Afoe terjaga, jam di HP menunjukan pukul 02.29 WIB.
Afoe segera sms ustad Ghusni, tak ada jawaban.

No comments: