Thursday, November 17, 2005

Pemuda yang Mana?

bismillahirrahmanirrahim
Senin malam pukul 20.00 ada kajian bahasa arab di pondok.
Selasa latihan nasyid.
Rabu ada halaqoh.
Kamis Rapat dengan DPC.
Sabtu ngisi liqoat.
Ahad ada olah raga bersama, rihlah, kajian.

Begitu padat jadual pemuda hingga lupa kalo dirinya adalah bagian dari sebuah komunitas keluarga.
Meski bukan keluarga besar namun jelas, ada sebuah kehilangan perannya dalam dinamika keluarga.
Sehingga semakin lama keluarga dan juga tetangga atau bahkan kawan²yang tidak 1 jamaah/fikroh akan memberikan sebuah nilai buruk.
Menghalangi, memusuhi, mengecap jelek bahkan menghentikan sama sekali akses pemuda itu untuk berkarya dalam dakwahnya selama ini.

Setiap bulan ada saja agenda yang pemuda ini punyai.
Dari mulai mabit, konser nasyid, baksos, rihlah hingga sekedar ziaroh ke temannya.
Hampir tak ada waktu untuk orang di rumahnya. Orang yang lebih awal dekat dengannya.

Sementara itu, ada pemuda yang "aktif". Setiap hari berangkat kuliah.
Pulang malam, sering pula tidak pulang lantaran menginap di rumah kawannnya.
Wajah pucat, mata sayu, tubuh lemah, emosi meninggi, dan permintaannya untuk uang semakin banyak.
Dengan alasan untuk beli : buku, jajan, bensin, praktek dan seribu alasan yang meyakinkan orang tua demi mendapatkan ratusan atau cuman pulahan ribu uang karena orang tua sangat terbatas kemampuannya.
Pemuda aktif ini juga beringas, tatkala kondisi tubuhnya yang telah kecanduan tak terpenuhi kebutuhan zat adiktifnya.


Pemuda yang lain dengan penampilan sederhana, senyum khas yang sumringah.
Seakan tak ingin melepaskan pandangan.
Sosoknya yang kokoh mencerminkan kedisiplinan dalam berolah raga, menjaga kebersihan dan juga makanannya.
Sambutan hangat dari keluarga tak kala ia pulang dari tempat kuliah, kajian, rapat atau dari tempat yang belum diketahui keluarga menandakan hangatnya pula pemuda itu terhadap keluarga.
Cara berbicara yang tak sombong menujukkan kesungguhan ia dalam mencari ilmu.
Tenangnya keluarga karena karyanya yang bermanfaat.

Tak ada prestasi yang gilang gemilang, hanya setiap saat ia membahagiakan orang tuanya, adik kakaknya,tetanga dan mungkin orang² yang pernah kenal dan mendengar namanya dengan kerja-nyatanya.
Membantu ibunya mencucikan piring, mengantarkan kakaknya ke tempat kuliah, pasar.
Membantu ayahnya membetulkan genteng bocor.
Membersihkan mushola bersama masyarakat.
Menjenguk orang sakit.
Menebar salam dan senyum kepada kerabat dan orang² yang ia temui.

Selebihnya ia membangung diri dengan kajian², ilmu² dan kampusnya.
Memimpin rapat kecil di majelisnya.
Hingga mentaddaburi qalam ilahi bersama ustad dan halaqohnya.

Pemuda yang manakah , afoe ini?

No comments: