Sunday, May 21, 2006

Mengapa Mesti nunggu TUa

bismillahirrahmanirrahim


Selasa Pagi 16 Mei 2006


Afoe menumpang angkutan kota A.II menuju tempat kerjaan.
Alhamdulillah tidak terlalu lama menunggu angkutan ini. Tidak seperti
hari² kemarin. Lebih cepat.

Angkutan A.II telah penuh dengan penumpang.
Sebagian bapak² yang akan berangkat kerja.
Beberapa peralatan bengkel dijinjing seorang bapak.
Sementara soerang bapak² yang lain asyik merokok menunggu tujuaanya sampai.

2 Orang bapak² lainnya tak bisa afoe nilai, penampilannya biasa saja.
Tidak jelas mau kerja atau sekedar pergi² di pagi hari.

Tujuh menit afoe adaptasi di dalam ruangan angkutan kota mungil itu.
Asap rokok dari dua penumpang bapak² cukup menyesakkan pernafasan. Apalagi
angkutan kecil itu penuh dengan penumpang.

Afoe buka ventilasi mobil.
Alhamdulillah, kesegeran segera terasa, udara pagi menyelinap diantara
penumpang.

Di sebuah gang jalan perintis kemerdekaan, nampak seorang wanita tua
menunggu sabar angkutan ini menepi.

Sopir yang punya mata lebih tajam, memastikan angkutan benar² berhenti.
Wanita tua mulai ramai mengisi ruang angkutan.
Tenaganya yang sudah lemah menambah riuh rendah seluruh penumpang.
Sebagian sepakat untuk memberikan nasihat "HATI-HATI, MBAH".

Termasuk saya, meski tak keluar suara. Hanya hati yang ini berucap.
Wanita tua duduk di jok belakang sopir persis.
Gaya orang yang sudah dilumrahi orang banyak terlihat.
Dia memberikan nasihat balik kepada seluruh penumpang.
Wah, seperti ceramah ustad saja.
Semua penumpang diam dan mendengarkannya, sesekali senyum bahkan tawa
terdengar dari para penumpang.

Satu yang paling Afoe ingat adalah, keinginannya untuk meminta "ampun"
pada seluruh penumpang angkutan.
Semua penumpang yang ada di bagian belakang angkutan disalaminya.
Dia minta "ampun", sepertinya dia merasa bahwa umurnya tidak akan panjang
lagi.
Luar biasa.

Afoe sempat berpikir, mungkin jika Alloh memberitahukan kapan matinya,
maka afoe pun akan melakukan hal yang sama. Meminta maaf dari seluruh
manusia sejagad.

Astaghfirullah.

No comments: