Thursday, May 11, 2006

Terjebak

bismillahirrahmanirrahim

Awal hingga akhir Mei 2006, ada agenda kelurga yang sedang dilakukan.
Rehab rumah warisan yang diberikan bapak dan ibu tempo hari.

Rumah yang kini telah rata dengan tanah sedang mengalami perbaikan untuk mendirikannya kembali.
Alhamdulillah, bulan lalu keluarga telah menjual sawah seharga 35 Jt.
Sayang memang, uang yang 25 Jt telah diambil orang sehingga keluarga hanya menerima Rp.10 jt.
Dari Rp. 10jt, afoe mengambilnya Rp.2 jt untuk biaya kuliah, DP motor dan angsuran kuliah.

Pembanguna mulai berjalan dengan permulaan pembelian bahan bangunan berupa tanah pasir, semen, bata, batu, dan kayu serta genteng.
Bahan² utama itu telah datang sepekan sebelum proses rehab dimulai.

Semua bahan bangunan dibelikan dengan sisa uang sawah sebesar Rp. 8jt oleh kakak.
Sedangkan kayu reng (tempat bersandar genteng) dibelikan oleh afoe.

Inilah jebakan yang pertama yang afoe rasakan.
Mula² kakak meminta afoe untuk mencari tahu harga kayu di kota.
Afoe segera mencarinya. Kebetulan di samping kantor ada toko yang berjualan kayu bangunan.

Setelah mendapatkannya segera afoe sampaikan ke kakak di kampung.
Kali ini, kakak minta kayu dibeli dahulu dengan uang Afoe dan akan diganti kalo afoe ke rumah di kampung.
Begitulah pesan yang afoe ingat betul darinya.

Afoe beli dan memerintahkan tukang becak untuk mengantarkan kayu² itu ke rumah.
Total harga kayu Rp. 408.000 + ongkos becak Rp. 15.000 = Rp. 423.000

Kenapa ini disebut jebakan?
Ya karena ternyata uang gantian kayu tak bisa afoe ambil.
Bagi sebagian orang uang Rp. 423.000 adalah kecil, tapi bagi afoe sangat besar.
Nyaris separuh dari gajjian berbulan² afoe selama ini.
Jebakan karena, ini adalah urusan keluarga dan afoe tak bisa menghindar.
Apalagi uang sudah keluar.

Jebakan karena afoe adalah satu² saudara yang memungkinkan untuk mengeluarkan uang.
Apalagi pernah afoe sampaikan pada Kakak bahwa afoe punya uang yang akan digunakan untuk biaya kuliah, DP motor, dan pernikahan.

Ya Alloh, afoe yakin ada hikmah dibalik ini.
Afoe begitu terpojok dengan masalah keluarga.
Sedangkan keluarga belum bisa membantu lagi urusan afoe.
Tabungan terkuras.

Sabarlah.

No comments: