Monday, August 27, 2007

Mati Hanya untuk orang lain


bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, siang ini dapat bersua dengan antum semua lewat web-blog.
Ikhwahfillah....

Ada pengalaman yang insya alloh juga sudah dialami oleh antum semua. Yah, pengalaman tentang kematian. Beberapa hari ini, setia pagi ada saja pengumuman tentang kematian seorang warga. Dari yang terdengar sayup-sayup karena jarak yang jauh sampai dengan begitu nyaring karena jenazah ada dekat rumah . " Assalamualaikum wr.wb. Pengumuman berita keluarga. Innalillahi waina ilahi rojiun. Telah meninggal dunia dengan tenang. Nama Fulanah bin Fulan. Umur 45 tahun. Alamat jalan Damai nomor 2 Kota Silam. Meninggal pada hari Ahad, pukul 21.05 WIB, tanggal 26 Agustus 2007 di rumah sakit Berkah. Jenazah akan dimakamkan pukul 08.30 hari Senin tanggal 27 Agustus 2007 di pemakaman keluarga. Yang berduka cita : Akhi sebagai suami, ukhti sebagai anak. Demikian pengumuman ini. Wassalamualaikum wr.wb."

Astaghfirullahaladzim, beberapa saat kemudian terdengar pengumuman serupa tapi beda jenzah, hingga 3 kali terdengar. Hari sebelumnya juga terdengar hanya agak sayup.

Berturutannya pengumuman kematian, membuat hati ini bergetar. Apakah benar bahwa pengumuman berikutnya akan terdengar sayup-sayup lagi? Atau terdengar jelas? Bahkan super jelas karena sang jenazah ada di rumah kita, dan jenazah itu adalah kita. Rasanya kok belum puas diri ini hidup. Belum puas menikmati segala isi dunia.

Kenapa kok bisa memiliki pemikiran bahwa kematian hanya untk orang lain? Rasanya tidak mungkin kalau-kalau besok ada pengumuman kematian itu pasti bukan kita, TAPI ORANG LAIN. Bagaimana mungkin seperti itu? Padahal Alloh SWT telah memberikan sebuah sifat fitrah bagi setiap makhluk yang hidup pasti akan mati. Dan makhluk yang tak hidup akan musnah.

Bukankah kita adalah manusia, sama seperti yang disebutkan dalam pengumuman kematian tadi. Hanya saat dan caranya saja yang beda. Maka mari bersiap mati dengan bekal keimanan dan ketaqwaan pada ALLOH SWT.

Lakukan amal terbaik dalam sisa hidup ini, sehingga jika ada pengumuman kematian terdengar maka kita sedang tersenyum manis lantaran nama kita disebut sebagai hamba yang akan segera bertemua dengan Sang Rabb.

No comments: