Saturday, August 26, 2006

Karnaval 17-an

bismillahirrahmanirrahim

Rabu yang lalu tanggal 23 Agustus 2006 atau sepekan setelah peringatan HUT RI ke-61 tahun, pemkot Tegal menyelenggarakan agenda tahunan berupa karnaval kreasi rakyat.
Event ini biasa dihadiri oleh ribuan masyarakat yang ingin melihat kreasi, melihat anaknya beraksi, berdagang, menjaga barisan (khusus polisi,dll), meliputi untuk wartawawan, juga berbuat jahil bagi si penjahat.

Selama penyelenggaraan tahun² sebelum ini, afoe selalu menyempatkan diri bersama keluarga untuk berdesak-desakan melihat karnaval.
Bahkan tahun lalu, afoe adalah bagian dari peserta karnaval jalan kaki.
Afoe yang dilihat oleh mata-mata masyarakat pendatang. Afoe yang beraksi memekikan yel-yel dan atraksi lain mengundang perhatian massa.

Tahun ini, berbeda. Beda jauh.
Afoe tidak berkenan menjadi peserta-meski telah diminta oleh kawan-kawan untuk bergabung- karnaval.
Untuk melihatpun tak ada niat sama sekali.
Afoe tak ingin jadi peserta juga tak ingin melihat karnaval itu.
Kenapa?
Bukan tidak mau atau capai, tapi afoe malas.

Maka hari itui, afoe konsentrasi bekerja di kantor.
Jam rehat pulang ke rumah mengantarkan ponakan yang ingin menemui bapaknya di karnaval kota.
Siang bolong yang panas, afoe melesat membawa yang ponakan mendekatkan ke bapaknya yang sedang berjualan.
Afoe parkir motor di jalan Ahmad Yani atau depan studio Yen, sebuah tempat yang rindang cukup baik untuk melindungi motor dari sinar UV.
Jalanan sudah ramai, meski celah² jalan utam masih bisa dilewati oleh motor, becak, juga pejalan kaki.
Usai menemukan ponakan dengan bapaknya, afoe bergegas kembali ke parkiran motor.
Tak disanngka, jalanan telah penuh dengan manusia.
Jangankan lewat motor, jalan kaki saja sulit.

Kepanikan melanda afoe, afoe tak bisa keluar dari jalanan banjir manusia itu.
Keringat pun mulai bercucuran, nyaris seperti hujan gerimis yang mulai membesar.
Bajupun basah, muka kusam oleh keringat lembab.
Afoe terus mendesak, dan sampai juga ke tempat parkiran.
Afoe nyalakan motor, dan berdesakan menerobos barisan manusia yang tak teratur itu.
Afoe tak tega jika knalpot motor harus mengenai kak-kaki manusia, afoe matikan kembali mesin motor.
Keringat terus mengalir, seiring tenaga yang terkuras untuk menuntut motor.
afoe perhatikan keringat-keringat yang bercucuran bukan produksi sendiri, melainkan telah bercampur dengan keringat-keringat pengunjung. Kecuttttttttttt !!!.....:(

Tak kenal lelah, berharap jalan di depan pasar pagi ada celah untuk bisa melarikan diri dari jebakan maut itu.
Sama saja, semua jalan ditutup tepatnya tertutup oleh barisan manusia dan motor yang tak tahu dimana empunya.
Afoe diam, menenangkan diri yang mulai menikmati angin segar dari bawah pohon palm di depan gedung bekas FIP.
Afoe parkir motor dengan standar tengah agar bisa tegak untuk diduduki.
Suasana semakin ramai, sudah 45 menit afoe disana.
Afoe duduk diatas motor sambil menunggu sampai ada celah keluar.
Duduk tak puas, maka ketika ada peserta karnaval lewat sesekali afoe meliriknya juga.
Afoe teringat dengan kantor dan kawan² PKS yang ikut andil dalam karnaval.
Utusan kantor telah lewat, tinggal utusan PKS yang masih afoe nantikan.
Mungkin ini yang menjadi pelipur lara hari, berjumpa dengan sahabat-sahabat PKS nanti.
Tunggu menunggu, akhirnya muncul juga wajah-wajah penuh semangat dan cerah karena senyumanya, barisan PH, Kepanduan, dan SANTIKA PKS Kota Tegal.
Mereka lantang maju ke depan dengan nasyid² khas PKS.

afoe lihat jam di Hp sekarang menunjukkan pukul 16.05, sudah 3,5 jam afoe terjebak di jalan ini.
Afoe coba berjalan menuju gang loakan depan pasar pagi.
Wah ada celah.

Afoe beranikan diri menghidupkan mesin motor di tengah pengunjung yang mulai lelah.
Mata² itu mulai memperhatikan afoe.
Afoe cuek.
Pelan namun pasti menuju celah jalan itu.
Alhamdulillah, afoe berhasil kabur menuju kantor.

No comments: