Wednesday, April 05, 2006

Karang Mulya (2)

bismillahirrahmanirrahim

lanjutan karang mulya 1


Menunggu AngDes (Angkutan Pedesaan)

Kesabaran membuahkan hasil. Sebuah angkutan desa warna biru dipadu dengan warna kuning berhenti tepat di pertigaan Benteng Baru.
Beberapa penumpang yang bernasib sama (menunggu lama) memasuki angkutan itu.
Termasuk Afoe.

Seorang wanita muda, 2 anak pelajar, 1 petani (bisa dilihat dari bawaannya berupa pupuk tanaman) menemani Afoe menyusuri jalan aspal yang tidak semulus jalan kota.
Jalan itu menghubungkan wilayah Benteng Baru dengan Jatibogor.
Jika selamat sampai Jatibogor maka, afoe harus naik ojek/becak untuk sampai di Karang Mulya.

Angkutan Desa terus bergoyang², mirip dengan dokar merayap diatas jalanan aspal berlubang-lubang.
Meski lambat, alhamdulillah sampai juga angkutan itu di Jatibogor.
Afoe turun dengan membayar jasanya sebesar Rp. 2.500.
Penumpang lain, malahan sudah turun dalam perjalanan.
Angkutan itu sekarang nyaris kosong.
Hanya satu penumpang san sopirnya. Mereka duduk dalam ruang yang sama, bagian depan.

Afoe kabur menuju wartel (kebetulan saat SMA, afoe pernah silaturahim ke teman yang berada di Jatibogor).
Menenangkan diri dan mengatur strategi, bagaimana menjangkau Karang Mulya dengan safe.

Terus terang, afoe sudah lelah naik angkutan. Kalo harus jalan kaki kayaknya ngga mungkin.
Naik ojeg/becak, juga masih ragu harus turun dimana?

Masuk ke wartel. Menekan nomor rumah de Eko. Sayang telp di box 1 ngga bisa dipakai.
Afoe pindah ke boxtelp 2. menulangi hal yang sama. Alhamdulillah kali ini terdengar nada sambung.
Suara perempuan mengangkatnya, dia adalah adik De Eko.
Suara selanjutnya adalah suara aneh-lucu-, yah suara de eko.

Perbincangan kembali terbuka.
De Eko agak kaget, ketika mengetahui afoe sudah ada di perempatan Jatibogor.
Afoe berharap de eko bisa memberikan penjelasan seputar angkutan selanjutnya.
De Eko menyarankan naik ojeg atau becak, meski dia juga ngga tahu berapa tarifnya.

Keputusan terakhir, afoe minta De eko untuk menuju perempatan jatibogor dengan membawa sepeda. Sepeda motornya sedang dipakai ibu.

Afoe tutup gagang telp dengan imbalan Rp.300.
sambil nunggu afoe berbincang dengan pemilik Wartel.

Katanya (pemilik wartel), sebenarnya ada angkutan yang menuju karangmulya. Namun jumlahnya terbatas. Jarak tempuhnya jauh, sehingga butuh waktu berjam² untuk sampai ke Jatibogor.
Afoe pamit dan duduk di depan wartel.

Tiba² berhenti angkutan warna biru dengan garis silver.
Afoe ragu, apakah ini angkutan yang dimaksud oleh pemilik wartel?

Afoe beranikan diri masuk bersama 2 orang pelajar.
Di dalam angkutan hanya diam. Diam. Dan diam.
500 meter kemudian, salah satu pelajar (laki²) turun.
Tinggalah afoe dan seorang pelajar (perempuran), tentu saja bersama bapak sopir.

Sekali lagi,afoe buang malu untuk memulai perbincangan pada pelajar itu.
Diketahui pelajar itu bernama Pudji.
Afoe tanya, dimanakah pudji turun?
Sedikit lirih, Pudji menjawab pelan. Dia turun di desa Nyawakan RT.01 RW 01.
Wah, Nyawakan?
Rasanya kemarin² De Eko pernah menyebut kata itu.

Afoe kembali.
Apakah Pudji tahu letak masjid istiqomah? Masjid yang disampaikan oleh De Eko sebagai "patokan" rumahnya.
Pelajar itu hanya menggelangkan kepala.

Tiba² dia bereaksi.
"Mas, nyari sapa sih"? tanyanya pada Afoe.

Afoe jawab : " Saya mencari Eko. Eko prayitno lengkapnya. Dia lulus SMA tahun kemarin dan sekarang belajar di Astagina, mba kenal ngga?"

Sejenak pelajar itu berpikir seolah sedang memutar memori, mencari² jawaban pertanyaan Afoe.

"Oh Eko....yahh mas, aku kenal."
"Masjid istiqomah....aku tahu mas"
Jawabnya membuat afoe agak tenang.

"Ntar di depan, mas turun", jelas Pudji.

Afoe turun dan memberikan ucapan terima kasih pada Pudji juga sopirnya.

Senyuman hangat menyambut afoe.
De eko yang melihat afoe naik angkutan di tengah jalan segera menghampiri.

Subkhanallah, Afoe seneng banget berhasil silaturahim ke rumahnya.
Ketemu adik²nya juga ibunya.
Hanya bapak, dan kakaknya yang masih di luar negeri.

Adzan Ashar berkumandang. Afoe sholat berjamaah dengan Eko.
Sayang sholatnya di rumah, coba kalo di masjid. Kan lebih baik?
Gpp deh, kali lain insya Alloh di masjid.
"Muslim (orang islam laki²) kan wajid sholat fardhu di masjid."

Afoe ijin pulang, ketika jam dinding di rumah Eko menunjukkan pukul 17.00.
Diantar sampai Pantura dan berpisah disana.

Sedih....ngga bisa berbincang lagi hari ini.
Senang karena bisa ketemu dan silaturahim ke rumah Eko.

Insya Alloh persaudaraan ini menjadi penguat ibadah padaNYa. Amin.



No comments: