Friday, November 24, 2006

Izzatul Muslimin

bismillahirrahmanirrahim

Pekan ini, thema kajian rutin bersama kawan² tarbiyah masih melanjutkan thema pekan lalu.
Binaul Izzah.

Pembahasan mengarah pada pembagian izzah yang kedua Izzatul Muslimin setelah bagain pertama Izzatul Insan.
Izzaatul Muslimin (harga diri kaum muslimin) terletak pada kekokohan aqidah(keyakinan) yang ada di hatinya.
Aqidah yang bersih dari menyekutukan Alloh dengan makhluknya.
Aqidah yang lurus dari penyimpangan penghambaan kepada selain Alloh.

Orang-orang yang memahami pentingnya izzatul muslimin, akan memiliki rasa kecemburaan yang tinggi terhadap din Islam.
Tak ada kerelaan sedikitnya ketika melihat saudaranya yang lain teraniaya oleh penguasa dzolim.
Orang beriman akan merasakan sakit saudaranya yang lain yang berada di belahan bumi lain.

Ummat ini adalah satu tubuha, satu bagian sakit maka bagian yang lain merasakan sakit pula.
Tangan yang luka, namun mulut ini yang mengaduh.
Kaki ini yang berdarah, tapi kepala ini pun ikut pusing, mata ini menangis, dan tangan ini ikut bergetar.

Ketinggian Islam diatas segalanya membuat kepercayaan diri umat Islam bersama kekuatan Alloh melaju menerjang kemungkaran.
Kondisi yang menurut sebagian manusia adalah susah, perih, sulit, sakit, panas, terjal, berbahaya, beresiko menjadi tanpa arti tak kala Alloh menjadi tujuan hidupnya.

Para ikhwah yang setiap hari berhadapan dengan desing peluru, dentuman bom, dan terikan kesyahidan merasakan kebahagiaan melihat dan mendengar keluarganya mulia dalam kehidupan syahid dalam kematian.
Rasa bahagia terpancar dari keteguhan semangat beribadah ditengah konflik tak berimbang.
Lihat para ikhwah di palestina, libanon, dan belahan bumi lain.

Izzatul Muslimin juga tercermin dari para ikhwah di bidang lain yang tetap teguh memegang kebersihan iman dari godana-godaan syaitan.
Para ikhwah yang duduk di parlemen, bukan main-main ujian yang dberikan oleh Alloh.
Serakan dunia menjadi pemandangan biasa yang sesungguhnya banyak menyeret manusia menjadi terhina.
Kisah-kisah heroik ikhwah yang harus melawan hawa nafsunya menjadi pelajaran kita semua.
Amplop² bermemo.
Kunci-kunci mobil yang telah bertuan sering kita dengarkan dari mereka.
Kita berdoa semoga alloh senantiasa meneguhkan keimanan dalam perjuangan mereka disana.

Tak kalah berat ujian ikhwah yang berada di tatatan esksekutif.
Tekanan pihak kedua, ketiga, keempat dan seterusnya menjadi hiasan hidupnya.
Kebutuhan ekonomi menjadi fitnah utama.
Mereka harus bersaing diantara eksekutif² hitam, berusaha menyerukan Islam ditengah sekulernya dunia.

Fitnah -fitnah (ujian) itu tidak jarang menjadi tingkat keimanan turun naik.
Tak satu dua yang harus terperosok ke lembah kenistaan, meski kembali merangkah menuju taubat.

No comments: