Friday, February 02, 2007

Berani Mengakui Kesalahan dan Bertaubat

bismillahirrahmanirrahim

Maha Suci Alloh Yang telah menciptakan alam beserta isinya dengan sempurna.
Maha Suci Dia yang telah mengutus Muhammad SAW kepada kita semua.
Semoga senantiasa tercurah salam dan sholawat atas Rasululllah.
Juga kepada para sahabat, keluarga, dan orang-orang yang senantiasa istiqomah berdakwah dalam jamaah yang rapi.

Mari beristighar bersama

“Astaghfirullahaladzim…..”. Layaknya Rasulllah yang tidak kurang dari 70 kali dalam sehari.

Padahal beliau adalah manusia yang Alloh jaminkan bebas dari dosa dan dibersihkan dari kesalahan, karena Rasulullah langsung ditarbiyah oleh Alloh.

Ikhwah Fillah Rakhimakumullah

Telah diciptakan oleh Alloh makhluk berupa manusia yang terdiri dari berbagai suku, ras dan bangsa.
Diantaranya adalah kita. Yup KITA diantara ciptaan Alloh.
Manusia adala tempanya salah dan dosa, sehingga pantaslah segera melakukan perbaikan-perbaikan manakala terjadi kekhilafan.

Kekhilafan bukan untuk ditutupi, tapi mari akui.
Sebuah kesalahan baik besar atau kecil adalah sebuah kemestian dari manusia.
Manusia terbaik adalah yang melakukan kesalahan kemudian bertaubat.
Tidak hanya mengakui akan kesalahan-kesalahan yang diberbuat, namun dengan sesungguh hati ikhlas menerima sanksi atau hukuman.

Hukuman yang diberikan adalah sebagai konsekuensi akan kesalahan yang diperbuat, tentu saja hukuman itu adalah adil berdasarkan syariat Alloh dan adil. Sedangkan bagi yang berwenang memberikan hukuman tidak diperkenan semena-mena, karena akibatnya tentu saja panjang. Baik di dunia maupun akhirat.

Hukuman ini juga hendaknya membuat jera, dan hati² bagi pelaku kesalahan dan ummat lainnya untuk tidak melakukan lagi. Meski tidak menutup kemungkinan hukuman yang diberikan masih berpihak pada rasa belas kasihan dan sayang.
Insya Alloh, kita berlindung kepada Alloh dari mengulang kesalahan-kesalahan fatal.

Keikhlasan men erima sanksi atas kesalahan merupakan salah satu bentuk taubat, hingga Alloh memberikan ampunan-Nya.

Sanksi yang diberikan hendaknya bukan untuk menyurutkan perbaikan-perbaikan diri seorang ikhwah.
Jangan sampai karena sanksi, sang Ikhwah malah kabur, bersembunyi dan menjadi naudzubillah bergabung dengan kebathilan.

Ikhwah fillah.

Dalam sebuah kisah teladan, dimana seorang wanita(Ghomidiyah, cmiiw) yang datang kepada Rasulullah kemudian menyampaikan bahwa dirinya telah hamil diluar nikah-zina.

Kemudian Rasulullah memerintahkan wanita itu untuk menunggu kelahiran dan memeliharanya hingga masa disapih-tak disusui lagi-.

Hingga bayi dalam kandungan lahir, disusui dan sampailah pada masa sapih (± 2 tahun).
Kemudian wanita itu datang kembali pada Rasululullah.
Wanita itu dirajam hingga meninggal.
Dalam peristiwa itu, terucap dari lisan Rasulullah Muhammad SAW, wanita ini dijamin Alloh masuk surga.

Subkhanallah. Allahu akbar !!!

Dapat kita ambil ibroh bersama, bahwa berani mengakui kesalahan dan bertaubat dengan kesungguhan hati, Insya Alloh akan mendapatkan pengampunan dari Alloh SWT.

No comments: