Monday, February 05, 2007

Saatnya pulang Kampung

bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah. Asholatu ala rasulillah SAW.

Menjelang lebaran, maka ummat Islam/non Islam biasanya melakukan kegitan MUDIK.
Mudik yang begitu penting, hingga tiap tahun mereka melakukannya.
Dari alasan yang sepele sampai alasan-alasan penting.
Mudik untuk sekedar setor muka.
Mudik untuk menengok orang tua dan keluarga.
Mudik untuk membangun rumah, memberikan modal, menikah, dll.
Ada juga mudik yang hanya ikut-ikutan agar dibilang gaul, apa hubungannya.

Jakarta tiba-tiba lengan manakala penduduknya mudik.
Lalu lintas tiba-tiba setenang pedesaan.
Para majikan tiba-tiba meng-iba kepada para bawahannya agar tetap tinggal.
Dan kebaikan-kebaikan pun mulai tumbuh.

Ikhwah Fillah.
Sekarang, Jakarta basah kuyup oleh air hujan.
Banjir membuat Jakarta berwrna coklat.
Coklat semuanya.
Jalan aspal tak nampak, rumah tenggelam, sungaipun melebar menghempas tanah sekitar.
Korban berjatuhan.
Nyawa melayang menahan ujian Alloh dalam kedinginan.

Rasanya, sekarang menjadi saat tepat untuk pulang.
Pulang ke desa. Berlindung dari banjir.
Berbagi bersama keluarga, menyusun rencana.
Setor muka memberikan kabar selamat.
Pulang sajalah wahai korban banjit.
Ambil cuti/ijin.

Paling tidak, kita tidak menjadi beban orang lain.
Karena harus mengungsi dan menjadi bagian orang yang harus disantuni.
Itu adalah satu langkah terakhir.

Langkah ideal adalah menjadi soluser atas banjir.
Datangkan bantuan , bahu membahu mengeringkan Jakarta.

No comments: