Friday, March 09, 2007

Angkatan Mujahid

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim

Semoga keimanan senantiasa meliputi hati kita, sehingga mampu meyakini sepenuh hati untuk memuji Alloh, dan pujian seluruh alam hanya untuk Alloh SWT.
Senantiasa kita memanjatkan doa pada Alloh, semoga salam dan sholawat tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan dakwah hingga yaumul akhir. Amin.

Alhamdulillah, hingga hari ini Alloh masih menetapkan diri ini di dalam lingkaran tarbiyah untuk terus berdakwah.
Semoga para ikhwah juga demikian.
Input tarbiyah yang selama ini melingkupi diri, semestinya mampu membina soerang akh menjadi angkatan mujahid.

Teringat akan buku “Membina Angkatan Mujahid”, maka banyak hal yang harus dikerjakan.
Seakan waktu tak ada lagi untuk mempersiapkan semuanya.

Akhi fillah

Ustad Hasan Al Banna menerangkan tentang tujuan-tujuan jamaah secara rinci.
Pola pikirnya memang sama dengan kita semua, tapi beliau jauh lebih cemerlang dalam memaparkannya. Bahkan kita sangat terbantu dalam menguraikan hal-hal tersembunyi dalam hati dan otak kita.
Ringkasnya hati, otak dan serta tindakan menyatu dalam satu gerak mewujudkan Islam.

Mula-mula, kita diharapkan menjadi pribadi-pribadi muslim yang tangguh.
Bersih aqidahnya, kuat jasadnya, luas pandanganya, mampu mencari penghidupan yang layak, bermanfaat bagi orang lain, tinggi ilmunya, hingga menjadi muslim yang benar-benar telah siap berkurban untuk kejayaan Islam.

Pribadi-pribadi yang muslim ini akan menjadi komponen utama dari kekuatan Islam sesungguhnya. Dan hati itulah penglima dari pribadi muslim yang senantiasa tertaut pada Sang pemilik kehidupan, Alloh SWT.

Dari pribadi-pribadi muslim, mari merangkak menuju jenjang yang lebih besar yakni membina keluarga-keluarga muslim.

Peran kita sebagai anak, ayah, ibu, adik, kakak, suami, istri, paman, bibi, kakek, nenek, cucu, cicit atau sebutan lain yang melekat pada hubungan keluarga dapat menjadi senjata dalam mengenalkan dakwah.

Keluarga muslim yang dimaksud adalah keluarga yang senantiasa menegakkan nilai-nilai Islam dalam setiap tindak-tanduknya.
Keluarga yang menjaga akhlaknya dari setiap kebobrokan moral.
Keluarga yang saling membahu dalam perlombaan ibadah pada Alloh SWT.
Keluarga yang akan menjadi pondasi masyarakat Islam.

Masyarakat Islami adalah himpunan antara keluarga-keluarga muslim yang berkomunikasi dalam setiap aspeknya.
Mereka menyatu dalam dinamika hidup.
Masyarakat Islami mengutamakan Alloh dan rasulNya, ketika menghadapi panasnya urusannya dunia.
Menghilangkan unsur-unsur kerusakan dan kesesatan dari nadi ummat.
Mereka menjadi pilar-pilar yang menyelamatkan anak-anak yatim, fakir miskin dan menjaga kaum kaya serta intelektual dari kesombongan dan kesesatan.

Negara Islami………
Ingat negara islami, bukan negara Islam.
Tak ada masalah bagi jamaah dengan bentuk negara dan keanekaragaman.
Islam memberikan kebebasaan corak dan ragam sebuah negara.
Terpenting adalah negera itu menerapkan dan menjalan nilai-nilai Islam dengan sesungguh hati.
Pemimpinnya adalah hamba Alloh yang taat, dia melayani ummat dengan berpedoman pada prinsip Islam.

Langkah-langkah ini adalah langkah-langkah abadi.
Jadi bukan tahapan yang meninggalkan tahapan lain.
Jangan dipikir ketika telah berhasil membina pribadi-pribadi Islami terus melangkah kepada masyarakat lalu negara islmi, negara inti Islam dan guru alam.
Bukan …..bukan seperti itu.
Langkah ini terus berlanjut.
Membina pribadi terus dikerjakan sejalan dengan membentuk keluarga muslim, juga membangun masyarakat islami dan seterusnya. Sehingga benar bahwa dakwah Islam adalah mandal hayah.

Mari bersambut bergelut dalam dakwah nan panjang dan luas ini.
Secuil peran kita jika itu adalah kebaikan insya Alloh akan turut menyusun Islam yang kafaah.
Begitu pula sebaliknya.
Secuil noda yang kita torehkan akan menghancurkan pondasi dakwah yang telah lama kita bina.
Selamat diri, keluarga, dan ummat dari neraka.
Bina diri, keluarga dan ummat menjadi angkatan mujahid.

Wallahu Alam.

No comments: