Friday, March 16, 2007

Mengetahui Khilaf orang lain

bismillahirrahmanirrahim

Awalan, mari memuji Alloh SWT, karena Dia-lah yang berhak mendapatkan pujian.
Yang telah memberikan hidayah pada kita semua.
Yang memberikan pula rasa kasih dan sayang antara kita.
Amin.

Kedua, mari bersama kita panjatkan do'a pada Alloh SWT, agar senantiasa sholawat dan salam tercurah atas Rasulullah SAW, melimpah pada keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang istiqomah di jalan Alloh SWT.

Ikhwah fillah rakhimakumullah.

Menjadi orang yang mengetahui kesalahan orang lain adalah sebuah amanah.
Amanah untuk menjaga kekhilafan itu agar tidak diketahui orang lain.
Kekhilafan yang dilakukan sengaja ataupun tak disadari mesti kita jaga.
Cukup menjadi konsumsi diri sendiri, kemudian tak membawa pada forum pergaulan kita atau kita disebut sebagai orang yang menelanjangi fulan di tengah-tengah ummat. Bukankah itu ghibah?
Naudzubillah mindzalik.

Seseorang yang khilaf, biasanya mengalami beberapa hal :

Tawazun tak berjalan

Seorang fulan tak mampu mengimbangi diri dengan akhlakul karimah lantaran desakan² hawa nafsu yang besar.
Fulan menjadi kasar, beringas, bahkan dalam tataran tertentu menjadi "musuh" bagi dakwah.
Sang fulan lupa peran yang sesungguhnya menjadi da'i bagi diri sendiri dan ummat.
Ke-jumudan ini juga bisa disebabkan lantaran kontrol dari hati yang kurang peka.
Faktor lain adalah perhatian kita terhadap seorang yang kurang bahkan tidak ada sama sekali.
Seringnya kita asyik dalam peningkatan diri, sementara ikhwah disekitar kita bahkan disamping kita pelan-pelan rapuh dan hilang dari peredaran.

Sesungguhnya dalam hal ini, sang fulan membutuhkan kembali siraman ukhuwah dari kita.

Tarbiyah Dzatiyah tak optimal

Buah dari tarbiyah yang kita lakukan adalah tarbiyah Dzatiyah itu sendiri. Seorang akh mampu bertahan dalam derap dakwah yang kompleks manakala ia mampu mempertahankan dan meningkatkan tarbiyah dzatiyah.
Tarbiyah dzatiyah adalah membina diri sehingga mampu istiqomah dalam setiap amal Islam.
Tidak dipungkiri jika seorang akh yang pada kondisi terjaga dalam sifat khas keikhwahan, disaat yang lain seorang akh dapat terjangkit virus kefuturan.
Futur ini memang seperti virus, dia mampu menjalar kepada setiap aktivis, terlebih pada aktivis yang angin-anginan. Tak tahan cobaan dan godaan-pujian-.

Ikhwah fillah al izza

Amanah ini juga berarti menjadi peluang pertama bagi diri untuk bercermin agar tidak melakukan hal yang sama.
Mengerti bahwa khilaf yang dilakukan seorang akh bukan tak mungkin juga akan/pernah menimpa kita.
Mungkin kadanya yagn beda, ringan ataukan jauh lebih berat dari yang dialami oleh akh ini.

Kita berdo'a semoga khilaf itu dijauhkan dari diri.
Kemudian pada akh, kita memberikan tausiyah sebagai bukti ukhuwah, berharap dia kembali pada jalan lurus.



No comments: