Monday, March 26, 2007

Teman kecil kita, sekarang jadi pemuda

bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil alamin washolawatu ala rasulillah.

Ikhwah fillah rakhimakumullah

Kemarin, usai konser nasyid di Slawi Kab. Tegal dan mengantarkan undangan, afoe segera pulang kampung.
Kali ini afoe beranikan diri untuk bergaul bersama kawan² lama ketika sekolah dasar (SD) dahulu.
Sebenarnya ada rasa keengganan, ala kuli khal ini adalah kesempatan untuk berdakwah.
Kesempatan untuk melihat lebih dekat apa yang mereka kerjakan dan bicarakan di kala kumpul-kumpul seperti itu.

Isya terlewatkan, afoe benar² merangsek dalam kerumunan pemuda² asli kampung.
Sebagian besar dari mereka baru saja pulang bekerja menjadi buruh di Jakarta.
Tampilannya memang tidak jauh dari pemuda² kota.
Celana jins, kaos dan baju yang terlihat masih baru melekat di tubuh masing.
Beberapa memegang Handphone sebagai tambahan gaya.
Sebagian kecil tetap bersahaja karena tak sempat bekerja di Jakarta, hanya sifat dan perilaku yang sama dengan pemuda urban.

Bas-basi mulai, sesungguhnya Afoe tak ingin memaknai ini sebagai sebuah basa-basi namun rasanya kok tidak bisa.
Bismillah, Afoe jaga hati dan lisan agar tak terpengaruh pergaulan ini.
Pelan tapi pasti malam terus merayap, menyelimuti perkampungan dipinggir terminal kota Tegal dengan dinginnya. Jam di dinding menunjukkan pukul 22.00.
Perbincangan semakin panas.
Panas benar, pemua-pemuda ini mulai tak canggung dengan kehadiran Afoe.
Mereka begitu terbuka membicarakan sebuah tema besar. PEREMPUAN

Suatu hari ketika ane bertemu dengan seorang ikhwah, ia berkata : " Pemuda pemuda yang jauh dari Islam hanya akan membicarakan seputara : perempuan, musik , gosip, dan kesenangan²."
Dan itulah yang terjadi dengan pemuda-pemuda yang sedang Afoe temani malamnya.
Asap rokok menjadi selimut kedua setelah dinginnya malam yang menusuk raga.

Dalam benak Afoe berkhayal, jika mereka bergadang membicarakan perbaikan ummat niscaya akan mendapatkan hasil yang cemerlang.
Kekuatan begadang yang tinggi mampu bertahan dalam larut malam tanpa kantuk sedikitpun.
Mestinya jika mereka ditempatkan sebagai penjaga benteng pertahanan, akan aman dari serangan musuh lantaran sikap mereka yang waspada.
Sayang khayalan menghilang bersama datangnya tawa cekikikan dari pemuda-pemuda yang asyik membicarakan wanita.

Meski demikian masih banyak sisi baik dari mereka, Afoe saja yang belum maksimal berdakwah.
Mereka sangat rukun, walau tak tahu makna ukhuwah Islamiyah.
Mereka sangat tahu keadaan teman²nya, walau tak tahu makna ta'aruf.
Mereka pun begitu memahami perasaan orang lain, walau tak tahu makna tafahum.
Mereka saling memberi dan mentraktir, walau tak tahu arti taawun dan takaful.
Ah..pendek kata mereka sesungguhnya adalah pemuda Islam yang harus segera dirangkul.

Satu poin telah afoe dapatkan, afoe kini telah diterima oleh komunitas pemuda kampung.
Yang selama ini memandang terlalu jauh pada Afoe.
Poin kedua, afoe telah mengetahui bahwa mereka dalam keadaan yang tragis.
Tragis dalam sisi moral dan ghiroh Islam yang rendah.
Poin tiga, pemuda kampung masih memiliki ikatan persaudaraan yang kuat.

Jadi......mari bersama kita rangkul pemuda-pemuda Islam di penjuru dunia.
Bekerja membangun ummat.

Allahuakbar.



No comments: