Saturday, May 05, 2007

Berapa Lama Kau Mampu Bertahan

bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum wr.wb. Afoe ucapkan untuk pembaca setia Blog ini.

Pujian hanya milik Alloh SWT, sholawat dan salam tercurah pada uswah terbaik ummat sepanjang jaman, Rasululllah Muhammad SAW dan semoga tercurah pada kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.

Tidak pernah ada sedikitpun terlintas bahwa kisah² yang disampaikan dalam Blog ini bertujuan untuk membuat bahan gosip apalagi penyesatan-penyesatan yang menggelapkan para ikhwah semua.

Mari lihat pada sebuah kalimat yang terpampang rapi di atas Blog ini.

“ Amaliyah Yaumiyah Afoe, semoga menjadi muhasabah”.

Berharap besar, ketika Afoe menuangkan segala unek-unek dan tindakan serta pemikiran pribadi Afoe dalam blog ini akan mampu memberikan efek baik, berupa keteraturan berpikir, keluasan menuangkan ide dan gagasan, mendapati diri lebih dari hari kemarin dan menjadi salah satu literatur bagi ikhwah sekalian yang membaca dan mengambil ibrohnya.

Sesungguhnya hal-hal yang disampaikan dalam Blog ini mudah dan sering dilakukan oleh para ikhwah semua. Atau paling tidak pernah dilakukan.

Afoe hanya berusaha menyatakannya dengan tulisan dan membagi kembali dengan diri memori Afoe serta jika perlu antum semua mentafakurinya.

Ikhwahfillah rakhimakumullah

Ada yang menarik dari ucapkan seorang akhwat yang kini telah menjadi istri penulis.

Renungkan sejenak. “Berapa Lama Antum Mampu Bertahan”?

Sepintas kalimat diatas sangat biasa, dan sekali lagi kita semua mungkin pernah mengatakan atau pernah mendengarnya. Kalau lah tidak, berarti melalui tulisan ini, baru sekali ini antum membacanya. No problem.

Kita bahas sedikit kandungan makna yang berhasil Afoe lahirkan.

Kalimat “Berapa Lama Antum mampu Bertahan”, diucapkan oleh istri ketika ia duduk diatas pangkuan suaminya.

Ia mengira bahwa suaminya akan memintanya untuk turun atau malah mendorong dari pangkuan karena tak kaut menahan beban badannya.

Sungguh sebuah ujian yang sangat mudah dilalui, menahan bebannya hingga beberapa menit dan berakhi dengan pujian, wah suamiku kuat. J

Atau malah sebaliknya, suamiku ternyata lemah. Menahan beban badan dalam pangkuan hanya bisa bertahan beberapa menit.

Dalam dunia dakwah kalimat diatas (“Berapa Lama Kau Mampu Bertahan”,red) merupakan ujian yang diberikan pada dai.

Seorang dai akan selalu diuji oleh Alloh sebagai bentuk tadrib (latihan) kepada kondisi yang nyata di lain hari.

Artinya semua tugas yang diberikan oleh jamaah dan juga perintah Alloh adalah latihan agar kita mampu melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya.

Memori sebentar tentang mukhoyam (berkemah).
Mukhoyam merupakan bentuk tadrib yang sangat baik untuk menjadikan seorang jundi kuat.
Kuat fisiknya, strategi, dan tentu saja kuat ruhiyahnya.

Bukankah keadaan yang lebih rumit dari sekedar Mukhoyam dapat kita jumpai dikemudian hari? Bahkan tanpa pemberitahuan dari sang komandan.

“Berapa Lama Kau Mampu Bertahan”? Selama itu pula insya Alloh, Alloh akan menguji kita. Tak ada ujian dari Alloh yang melebi kadar kemampuan hambaNya.

Sayangnya, ketahanan kita sering tergoda oleh bisikan syetan.
Sebagian besar memilih putus asa lalu mundur teratur dari barisan jamaah yang lurus ini.

Kita berlindung kepada Alloh dari kefuturan iman dalam kekelaman.

Wallahualam.

No comments: