Saturday, May 05, 2007

Kini telah jadi Suami

bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, sholawat untuk rasulullah SAW.

Ikhwafillah rakhimakumullah pembaca blog ini, sungguh menjelang pernikahan agung tak ada rasa grogi/deg²-an yang sering disampaikan oleh para pendahulu.

Semoga ini adalah salah satu bagian dari Alloh SWT, bahwa menikah bukanlah hal yang mengerikan lantaran saksi yang jumlahnya puluhan (atau mungkin ratusan atau lebih karena alloh dan para malaikat serta makhluk lainnya turut menjadi saksi).

“ Saya terima nikahnya Nanik Astriyani binti Sukarni Haryono dengan mas kawin tersebut dibayar tunai”. Sebuah kalimat yang terucap lewat lisan ini mengantarkan diri menjadi seorang suami.

Subkhanallah dengan kalimat yang sangat sederhana namun memiliki konsekuensi yang tinggi. Jika dahulu diri ini adalah sebagai seorang pemuda islam yang lajang, maka sejak ijab qobul Ahad 15 April 2007 pukul 08.00 telah menjadi seorang pemuda Islam yang beristri. Allahu akbar.

Ikhwah fillah rakhimakumullah al izza.

Di hari yang kelima termasuk dari hari Akad, amanah berupa istri masih saja harus dipelajari. Kata istri, dia masih dan harus mengenal suaminya. Insya Alloh demikian pula bagi suami. Rasanya harus banyak kesempatan dan sungguh dalam mengenal istri.

Teringat akan perkataan sang murobi yang menanyakan tentang kenalnya suami terhadap istrinya ketika usia pernikahan memasuki 1 bulan.

“ Sudah kenalkah dengan istri antum?”

Sekilas kalimat ini sungguh sangat aneh bagi orang-orang umum.

Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi padahal status mereka kini menjadi suami istri. Tapi pertanyaan diatas (“Sudah kenalkah dengan istri antum?”) menjadi wajar manakala keduanya dipertemukan Alloh tanpa melalui kemaksiatan berupa pacaran sebelum menikah.

Akhirnya ukhuwah Islamiyah yang akan mengantarkan keduanya menjadi sebuah komunitas rumah tangga Islam yang mumpuni atau sebaliknya menjadi permasalah baru jika tak ada dasar aqidah Islam yang kuat

Menjadi suami dengan usia ke 25 tahun saat ijab adalah sebuah pilihan tepat sebagai mana Rasulullah menikahi Khodijah Al Qubra.

SuAmi wajib membimbing istrinya menjadi seorang muslimah yang mumpuni. Bukan menjadikannya wanita-wanita penghuni neraka. Naudzubillah.

Suami wajib memberikan dukungan kepada istri yang akan berperan pada dakwah Islam.
Suami wajib menjaganya seperti menjaga dirinya, bahkan lebih diri dari itu suami harus mengutamakan istri.

Alloh SWT Yang Maha Bijak tentu saja tak akan tinggal diam melihat kesungguhan para hambaNya yang ingin mendekatkan diri pada Ilahi.

Sekarang saatnya berkarya, menuai kebaikan dan kemulian di sisi Alloh SWT menjadi suami yang sholeh bagi istri dan ayah yang hanif bagi anak² serta menjadi komponen umat Islam yang kaffah.

No comments: