Wednesday, May 16, 2007

Punya atau Jadi Tetangga Baru?

bismillahirrahmanirrahim

Pernikahan adalah salah satu fase fitrah dari manusia. Merencanakan kehidupan penuh keberkahan dengan menjalin silaturahim pada manusia lainnya.

Sejak Ahad, 14 Mei 2007, afoe beserta keluarga (istri) afoe menempati rumah baru.
He..he...he...he...tepatnya sih tempat tinggal baru, lantaran bangunan itu bukan milik sendiri :)
Ada kepuasan tersendiri, rasanya sekaranglah perubahan benar² terjadi.
Kami mandiri, insyaalloh lepas dari urusan orang tua, tentu silaturahim erat masih terjalin diantara kami dan orangtua.

Sehingga dunia baru kami jalani dengan penuh semangat.
Kami menempati sebuah rumah mungil.
Alhamdulillah letaknya sangat strategis.
Strategis, mau kemana-mana serba dekat.
Ke ruang tamu dekat, ke dapur dekat, ke mushola dekat, ke kamat dekt, ke tempat makan dekat, ke kamar mandi dekat.
He..he..he...begitulah...rumah yang super mungil, memudahkan semuanya :))

Tapi benar² strategis kok.
Rumah mungil ini terletak tepat dipertigaan jalan.
Jalan yang membentang di depan halama rumah adalah pertemuan dari 3 arah keluarnya jalur perumahan Siwalan I.
Lagian, rumah ini juga semakin strategis karena nempel di sebelah selatan bangunan puskesmas pembantu kelurahan Kraton Kec. tegal Barat Kota tegal.

Kestrategisan ini membuahkan sebuah kekagetan luar biasa.
Ba'da maghrib, kami biasa tilawah alquran dan santai menunggu waktu isya datang.
Namun kali ini adalah kejadian menganggetkan.
Segerombolan ibu² kompleks "menyerbu" rumah ini.
Ada sekitar 17-20 ibu masuk ke rumah.
Afoe dan istri yang tak siap menerima kunjungan ini, kalang kabut dibuatnya.
Wajah kami menjadi warna-warni.
Senang dan kalut berbaur menjadi satu.
Senang karena banyaknya ibu yang silaturahim, menandakan bahwa kami telah menjadi tetangga baru.
Kalut karena tak ada sajian dan sambutan yang memuaskan untuk para tetangga baru.

Alhamdulillah, istri yang pernah berkunjung ke daerah Siwalan I menjadi bemper Afoe untuk menghilang.
Afoe kabur lewat pintu belakang untuk sholat Isya di masjid.
Sementara Sang istri memberikan kode, bahwa dia sanggup menyambut para ibu² sendirian, tanpa harus ada pendampingan.

Haghhhhhh...lega......

Usai Isya, rumah sudah tenang kembali.
Ibu-ibu telah pulang ke rumahnya.
Banyak ghonimah (oleh²) yang kami terima.

Wah jadi malu, sambutan minimal menghasilkan ghonimah maksimal.
Ah, tetangga baruku yang baik.
Semoga tetap menjadi tetangga yang baik dan kami pun dapat menjadi bagian dari perbaiakn ummat. Insya alloh.

No comments: